Kamis, 11 Juni 2015

ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA



EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ASESMEN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
      Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena matematika itu sendiri, tapi adanya matematika itu terutama untuk membantu kita ke dalam memahami dan menguasai ilmu pengetahuan lain dan berinteraksi dengan sesame.
      Untuk menguasai matematika diperlukan suatu proses belajar. Peristiwa belajar disertai dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata-mata dari pengalaman dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang bisa mengkonstruk pengetahuan. Hal ini sejalan dengan pandangan konstruktivis bahwa belajar matematika merupakan proses di mana siswa secara aktif mengkunstruk pengetahuan matematika (Sa’dijah, 2005). Dalam pembelajaran matematika, siswa tidak hanya menerima pengetahuan tetapi mengkonstruk pengetahuan tersebut dengan berbagai aktivitas pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa.
      Sejalan dengan hal tersebut, kurikulum yang berlaku saat ini menuntut pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran lebih menekankan pada proses. Dengan demikian diperlukan adanya asesmen alternative yang tidak hanya berupa tes tertulis (paper and pencil test). Hal ini karena tes tertulis yang digunakan sebagai alat penilaian mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:
1.    Setiap soal yang digunakan dalam suatu tes umumnya mempunyai jawaban tunggal.
2.    Tes hanya berfokus pada skor akhir dan tidak berfokus pada bagaimana siswa memperoleh jawaban.
3.    Tes kurang mampu mengungkapkan bagaimana siswa berpikir.
4.    Umumnya tes tidak mampu mengukur semua aspek belajar.
      Banyak tipe asesmen alternatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah asesmen kinerja yang menuntut siswa untuk menunjukkan kinerjanya


tentang apa yang mereka tahu dan apa yang dapat mereka lakukan. Asesmen kinerja dapat digunakan untuk membantu siswa membiasakan diri menunjukkan kinerjanya dalam memahami dan memecahkan masalah. Dengan demikian, mereka tidak hanya dapat menunjukkan produk akhir saja. Kebiasaan seperti ini berguna bagi siswa dalam bermasyarakat.

B.   Rumusan Masalah
      Dalam penulisan makalah ini tentu saja tidak terlepas dari perumusan masalah-masalah yang akan dibahas nantinya, yakni:
1.    Apakah yang dimaksud asesmen kinerja?
2.    Bagaimana cara menyusun asesmen dalam pembelajaran matematika?
3.    Apakah yang dimaksud dengan rubrik atau kriteria dalam penilaian?

C.   Tujuan
      Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya, maka dapat diperoleh tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1.    Untuk menjelaskan pengertian asesmen kinerja itu sendiri.
2.    Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun asesmen dalam pembelajaran matematika.
3.    Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan rubrik atau kriteria dalam penilaian.

D.   Manfaat
      Selain tujuan, adapun manfaat dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1.    Memberikan pedoman bagaimana cara menilai siswa pada kinerjanya.
2.    Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiwa calon guru dalam memberikan asesmen atau penilaian kepada peserta didiknya nanti.






BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Asesmen Kinerja
      Tidak dapat dipungiri bahwa bahwa dalam suatu pembelajaran tidak akan terlepas dari kegiatan asesmen. Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang dilakukan secara sistematis tanda merujuk pada suatu keputusan tentang nilai. Informasi ini bisa bersifat kualitatis maupun kuantitatif. Asesmen digunakan sebagai cara untuk menginformasikan kepada para siswa tentang bagaimana yang mereka kerjakan atau sebaik apa yang telah mereka lakukan dalam pembelajaran (Garfield, 1994).
Istilah evaluasi dan asesmen seringkali dipertukarkan, namun sebenarnya terdapat perbedaan yang esensial di antara keduanya. Asesmen dalam hal ini dinyatakan sebagai suatu cara yang tepat untuk mengungkap proses dan kemajuan belajar. Asesmen dapat memberikan umpan balik secara berkesinambungan tentang siswa untuk perbaikan pembelajaran. Sementara itu evaluasi dinyatakan sebagai pemberian nilai (judgement) terhadap hasil belajar berdasarkan data yang diperoleh melalui asesmen (Kumano, 2001; Mehrens & Lehman, 1989). Selain dari itu, terdapat pula beberapa istilah lainnya yaitu tes, testing, dan pengukuran yang juga seringkali dipertukarkan oleg guru. Artikel ini akan mencoba mere-view tentang pengertian, persamaan dan perbedaan di antara istilah-istilah tersebut sehingga menambah khazanah pemahaman guru dalam melaksanakan praktek penilaian di lapangan.
Menurut Corner, asesmen  merupakan  cara  untuk  menilai performance  siswa secara individual maupun kelompok setelah dilaksanakan pembelajaran. Menurut Herman, asesmen merupakan suatu proses  atau  upaya   normal pengumpulan data atau informasi yang berkaitan dengan variable-variabel. Pembelajaran yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru. Sedangkan menurut Jalogo, asesmen  merupakan  cara untuk menilai  sesuatu  dari  berbagai sudut pandang seperti tingkatan, nilai guna dan keunggulannya.
     


Asesmen kinerja merupakan suatu asesmen yang menitikberatkan pada proses. Asesmen kinerja adalah asesmen yang memberi kesempatan siswa menunjukkan kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban dari sederetan kemungkinan jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa (Depsiknas, 2004). Asesmen kinerja sebagai metode pengujian yang meminta siswa untuk meminta jawaban atau hasil yang menunjukkan pengetahuan dan keahlian mereka. Asesmen kinerja merupakan pemahaman terbaik yang dapat berupa respon siswa dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks (Elliot, 1995).
      Asesmen kinerja adalah bentuk asesmen yang memungkinkan siswa mendemonstrasikan keterampilan atau perilaku, produk, serta dalam konteks tertantu yang mendemonstrasikan keduanya. Target asesmen kinerja, yakni pengetahuan, penalaran, keterampilan, produk, dan afektif (Stiggins, 1994).
Asesmen kinerja meminta siswa untuk “menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan nyata, dengan mengerahkan pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh, dan keterampilanketerampilan yang relevan untuk memecahkan masalah-masalah realistik atau autentik.”
Dengan demikian, asesmen kinerja merupakan salah satu bentuk asesmen yang meminta siswa untuk menunjukkan kinerja mereka sehingga dapat diketahui pengetahuan mereka. Asesmen kinerja menuntut siswa untuk aktif karena yang dinilai bukan hanya produk tetapi yang lebih penting adalah keterampilan yang mereka punya.
Asesmen dalam pembelajaran matematika merupakan proses memperoleh informasi tentang pengetahuan kemampuan matematika siswa, kemampuan menggunakan matematika, dan kemampuan membuat kesimpulan untuk berbagi tujuan (NCTM, 1995). Asesmen kinerja dalam matematika meliputi presentasi tugas matematika, proyek atau investigasi, observasi, wawancara (interview), dan melihat hasil (product).
     
B.   Cara Mendesaian Asesmen Kinerja
Menurut Stiggins (1994), mendesain asesmen kinerja melalui tiga langkah utama, yaitu sebagai berikut.
1.    Memilih kinerja
            Kinerja dapat berupa serangkaian keterampilan atau perilaku yang harus mendemonstrasikan siswa, produk yang harus dibuat, serta konteks tertentu yang mendemonstrasikan keduanya. Asesmen kinerja difokuskan pada observasi dan judgement terhadap fungsi kinerja siswa dalam kelompok. Selanjutnya putuskan kriteria kinerja (kriteria yang jelas dan memadai hal krusial dalam asesmen kinerja).
2.    Penyiapan dan pengembangan sarana latihan (excercise) untuk unjuk kerja
            Ada berbagai macam cara yang dapat digunakan dalam langkah ini, yaitu:
1)    dengan menyajikan latihan terstruktur untuk jenis kinerja yang diinginkan, atau
2)    dengan mengobservasi  dan mengevaluasi berbagai jenis kinerja selama pembelajaran pengumpulan informasi tentang kinerja “tipikal” siswa, atau
3)    mengkombinasikan keduanya.
Selanjutnya, putuskan seberapa banyak latihan yang diperlukan.
3.    Pensekoran dan pencatatan
            Perhatikan tingkat rincian hasil, apakah dengan menganalisis tiap kinerja secara terpisah ataukah secara holistik. Selanjutnya, pilih metode (sistem pencatatan) untuk mentransformasikan kriteria menjadi informasi yang berguna, misalnya ceklis, skala bertingkat, catatan anekdotal, dan catatan mental. Terakhir, perlu diputuskan siapa yang akan mengamati dan mengevaluasinya (umumnya guru).

C.   Rubrik atau Pedoman Penyusunan Asesmen Kinerja
      Untuk menjaga objektivitas asesmen kinerja diperlukan penetapan rubrik. Rubrik ini disusun berdasarkan tujuan asesmen. Dalam melaksanakan asesmen dengan menggunakan rubrik sebaiknya siswa mengetahui tentang kriteria apa saja yang akan dinilai sehingga mereka dapat memaksimumkan kemampuan yang dimilikinya.
      Rubrik atau kriteria penilaian adalah suatu deskripsi tentang dimensi-dimensi untuk memutuskan kinerja siswa, suatu skala nilai untuk menilai dimensi-dimensi yang telah ditetapkan, dan standar untuk memutuskan kinerja (Karim, 2003). Rubrik berarti hirarki dari standar yang digunakan untuk menilai kerja siswa. Rubrik membantu guru untuk menilai kinerja siswa dengan lebih akurat dan objektif dan memfokuskan guru untuk menilai kinerja bukan siswanya (Bush & Leinwald, 2000). Terdapat 2 macam rubrik, yaitu holistik dan analitik.
      Rubrik holistik menggambarkan kualitas kinerja untuk tiap level sedangkan rubrik analitik memberikan nilai untuk komponen tugas. Kedua rubrik tersebut memiliki keuntungan masing-masing. Keuntungan rubrik holistik, antara lain pekerjaan dinilai melalui keseluruhan kualitas, semua proses diberikan bobot yang sama, serta menekankan pada proses berpikir dan berkomunikasi dalam matematika, serta perhitungannya secara menyeluruh. Keuntungan rubrik analitik, antara lain menekankan pada cara yang berbeda dalam penyelesaian tugas, beberapa proses mungkin mendapatkan penekanan atau bobot yang berbeda, lebih mudah diterapkan, serta memberikan sebagian kredit, serta perhitungannya lebih terperinci (Bush & Leinwald, 2000). Contoh rubrik-rubrik asesmen dalam pembelajaran matematika, yaitu:

Tabel 1. Rubrik Holistik
Nilai
Keterangan
Kriteria Umum
3
Sangat Memuaskan
Menunjukkan pemahaman konsep secara tepat dan teliti, perhitungan benar, menggunakan tabel, gambar, dan grafik secara benar dan teliti, menggunakan strategi yang tepat, serta alasan tepat dan masuk akal
2
Memuaskan
Menunjukkan pemahaman konsep secara tepat, perhitungan benar, menggunakan tabel, gambar, dan grafik secara benar dan teliti, penggunakan strategi tepat, serta alasan tepat tapi kurang masuk akal
1
Kurang memuaskan
Menunjukkan pemahaman konsep kurang tepat, perhitungan benar, menggunakan tabel, gambar, dan grafik secara benar tetapi kurang teliti, penggunakan strategi kurang tepat, serta alasan kurang tepat
0
Tidak memuaskan
Menunjukkan ketidakpemahaman terhadap konsep, perhitungan tidak tepat, tidak menggunakan tabel, gambar, ataupun grafik, menggunakan strategi tidak tepat, dan alasan tidak tepat.

Tabel 2. Rubrik Analitik
Keterangan
Nilai dan Kriteria Umum
Pemahaman masalah
Tidak memahami (0)
Memahami sebagian (3)
Dapat memahami (6)
Perencanaan strategi
Strategi salah (0)
Sebagian strategi benar (3)
Semua strategi tepat (6)
Jawaban yang didapat
Jawaban salah (0)
Sebagian jawaban benar (3)
Jawaban benar (6)
     





Tabel 3. Contoh Rubrik Tugas Proyek Matematika (Kelompok)
No
Kriteria
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
Kreatifitas
2
Kejelasan atau keterangan jawaban lengkap
3
Kebenaran jawaban
4
Kerjasama dengan sesama anggota kelompok
5
Keakuratan jawaban/gambar
6
Penggunaan strategi benar dan tepat
7
Kerapian atau keindahan
Tabel 4. Contoh Rubrik Penilaian Presentasi Matematika (Individu)
No
Kriteria
Nomor Absen

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
dst
1
Pemahaman konsep
·         Menunjukkan pemahaman terhadap konsep matematika
·         Kebenaran materi matematika yang disampaikan.

























2
Kejelasan atau keterangan jawaban lengkap
·         Penyampaian atau jawaban pertanyaan jelas dan dapat dipahami
·         Menghargai pendapat yang berbeda
·         Penjelasan materi terorganisasi dengan baik

























3
Kebenaran jawaban
·         Penggunaan strategi benar dan tepat
·         Memenuhi penyelesaian masalah yang diinginkan
·         Kerapian atau keindahan



























D.   Tujuan dan Manfaat Asesmen Kinerja
      Menurut Popham tujuan asesmen kinerja adalah :
1.     Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar
2.     Memonitor kemajuan atau perkembangan siswa
3.     Menentukan level atau jenjang kemampuan siswa
4.     Mempengatuhi persepsi public tentang efektifitas pembelajaran
5.     Mengevaluasi kinerja guru dan menglasifikasi tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru.
      Lima tuntutan belajar dalam asesmen kinerja menurut Marjono (1993:18), yaitu:
1.     Sikap dan persepsi tentang belajar
2.     Perolehan dan pemanduan pengetahuan
3.     Perluasan dan penajaman pengetahuan
4.     Penggunaan pengetahuan secara lebih bermakna
5.     Pelatihan berfikir kritis dan kreatif
Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dari penerapan asesmen kinerja, antara lain:
1.    Asesmen kinerja dapat membawa guru dan siswa ke dalam kesetaraan dalam asesmen (Stiggins,1994).
2.    Asesmen kinerja dapat merefleksikan pencapaian standar, mensintesis dalam pembelajaran, menggambarkan keadaan sesungguhnya, menyediakan berbagai pilihan sesuai minat dan pilihan siswa, memfasilitasi refleksi-diri (Campbel et al., 2000).
3.    Mandat dari standar. Di dalam Standar Isi untuk IPA SMP/MTs dikatakan, “Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru”. Di dalam Standar Penilaian dinyatakan secara eksplisit “tes kinerja” sebagai salah satu alat utama penilaian di kelas.
Manfaat asesmen kinerja menurut Airasian (1994) yaitu mengindikasikan bagaimana siswa menggunakan informasi untuk memperlihatkan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dan menghasilkan sesuatu dalam situasi dengan menggambarkan kehidupan sebenarnya. Manfaat lainnya adalah bahwa satu kali asesmen kinerja dikembangkan, maka instrumen tersebut dapat digunakan terus menerus.
Manfaat lain dari asesmen kinerja dalam pembelajaran matematika (Ott, 1995), yaitu:
1.    Asesmen kinerja menekankan siswa untuk berlomba dengan dirinya sendiri daripada dengan siswa lain.
2.    Dapat menambah pemahaman siswa tentang apa yang diketahui dan dilakukan
3.    Dapat menghilangkan ketakutan terhadap matematika karena tidak ada jawaban benar atau salah.
4.    Dapat menuntun pembelajaran selanjutnya karena tidak terpisah dari pembelajaran.
5.    Membuat pembelajaran lebih relevan ke kehidupan siswa dan dunia nyata.
Sedangkan menurut Stenmark (2000), manfaat asesmen kinerja untuk siswa antara lain:
1.    Memberikan kesempatan siswa untuk memperlihatkan kemampuannya baik kecepatan maupun ketepatan.
2.    Melakukan pengorganisasian dan pemikiran siswa sendiri.
3.    Memahami bahwa matematika bukanlah ‘serangkaian peraturan untuk diingat dan diikuti’ tetapi lebih kepada proses yang memungkinkan siswa untuk menyelesaikan masalah.
4.    Meningkat motivasi.
5.    Mengetahui kekuatan dan kegunaan matematika.
Dengan demikian, melalui asesmen kinerja, siswa dibiasakan untuk menunjukkan kinerjanya dalam segala hal, baik untuk memecahkan masalah, mengutarakan pendapat, berdiskusi, maupun memberikan alasan dari jawaban yang diberikan.

E.    Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Kinerja
      Beberapa kelebihan asesmen kinerja, antara lain:
1.    Pembelajaran dapat lebih efektif karena asesmen kinerja terintegrasi dalam proses pembelajaran.
2.    Membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide baik kepada teman, guru maupun kepada kelas.
3.    Lebih lengkap dan valid dalam menilai kemampuan siswa.
4.    Mengembangkan pengetahuan dan keahlian siswa karena tidak hanya sekedar memberikan jawaban tapi juga beserta alasannya.
5.    Jawaban bersifat terbuka karena tidak ada jawaban benar atau salah.
Sedangkan kekurangan asesmen kinerja antara lain waktu yang digunakan relatif lama dan adanya kecenderungan guru bersikap subjektif sehingga dikhawatirkan penilaian kurang relevan.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.    Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang dilakukan secara sistematis tanda merujuk pada suatu keputusan tentang nilai. Asesmen kinerja adalah bentuk asesmen yang memungkinkan siswa mendemonstrasikan keterampilan atau perilaku, produk, serta dalam konteks tertantu yang mendemonstrasikan keduanya.
2.    Menurut Stiggins (1994), ada tiga langkah utama dalam mendesain asesmen kinerja, yakni memilih kinerja, penyiapan dan pengembangan sarana latihan (excercise) untuk unjuk kerja, serta pensekoran dan pencatatan
3.    Rubrik atau kriteria penilaian adalah suatu deskripsi tentang dimensi-dimensi untuk memutuskan kinerja siswa, suatu skala nilai untuk menilai dimensi-dimensi yang telah ditetapkan, dan standar untuk memutuskan kinerja (Karim, 2003).

B.   Saran
      Dalam memberikan penilaian hasil kinerja siswa, perlu diperhatikan langkah-langkah dalam mendesain asesmen kinerja. Selain itu, dalam memberikan penilaian kepada siswa perlu adanya rubrik atau kriteria penilaian yang disusun sebelumnya dan kriteria itu sebaiknya dijelaskan kepada siswa terlebih dahulu agar siswa dapat mengetahui apa-apa yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kinerjanya.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Asesmen Kinerja (Performance Assesment). http://onizuka87.wordpress.com/2010/11/30/a-asesmen-kinerja-performance-assessment/. Diakses pada tanggal 20 Maret 2012.
Anonim. Penilaian Kinerja. http://ayahalby.wordpress.com/2011/02/22/penilaian-kinerja/. Diakses pada tanggal 20 Maret 2012.
Sa’dijah, Cholis. 2009. Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.
Widodo, Wahono. Asesmen Kinerja (Performance Assesment). Dikutip pada tanggal 20 Maret 2012.
Wulan, Ana Ratna, Pengertian Asense Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, dan Pengukuran. Dikutip pada tanggal 29 April 2012. FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar