Makalah Retorika
(Prasyarat-Prasyarat Retoris)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berbicara di depan umum
bukanlah hal yang mudah. Seringkali kita merasa takut dan cemas saat akan
berbicara di depan umum. Oleh karena itu, untuk berbicara di depan umum
memerlukan banyak persiapan dan latihan agar memperoleh hasil yang baik. Salah
satu hal yang perlu diperhatikan yakni teknik dalam bernafas saat berbicara di
depan umum. Kita harus dapat melakukan pernafasan yang baik agar apa yang kita
sampaikan dapat diterima oleh pendengar dengan jelas. Ada empat cara bernafas
yang kita kenal, antara lain pernafasan dada, pernafasan perut, pernafasan sisi
dari rongga perut dan dada serta pernafasan dalam (dan penuh). Selain
pernafasan dan teknik bernafas yang baik, kita juga harus memperhatikan susunan
kalimat dan ritme atau nada dalam berbicara agar tidak terjadi salah pemahaman.
Di samping teknik
berbicara dan teknik menyusun serta membawakan pidato, pembicara juga harus
menguasai beberapa prasyarat organis dan pemakaian bahasa yang tersusun baik.
teknik menarik dan menghembuskan nafas, pembinaan suara, artikulasi, sikap
badan, mimik serta penggunaan kata dan kalimat merupakan hal-hal penting yang harus
dikuasai setiap orang yang ingin menjadi pandai bicara. Oleh karena itu,
makalah ini disusun sebagai langkah awal kita mengetahui prasyarat-prasyarat
retoris.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.
Bagaimana teknik bernafas yang baik?
2.
Bagaimana membina suara yang baik saat
berbicara?
3.
Apa yang dimaksud gerak-gerik dan bahasa
tubuh?
4.
Bagaimana ritme dan dinamika dalam
berbicara?
5.
Apa fungsi perbendaharaan kata?
6.
Bagaimana cara memperluas perbendaharaan
kata?
7. Bagaimana
susunan kalimat yang baik dalam berbicara?
C. Tujuan Penulisan
Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah
tersebut, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1.
Menjelaskan teknik bernafas yang baik
2. Menjelaskan
cara membina suara saat berbicara.
3. Menjelaskan
gerak-gerik dan bahasa tubuh.
4. Menjelaskan
ritme dan dinamika bicara
5. Mendeskipsikan
fungsi perbendaharaan kata.
6. Mendeskripsikan
cara memperluas perbendaharaan kata.
7. Menjelaskan
susunan kalimat dalam berbicara.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
1.
Secara teoretis, makalah ini diharapkan
dapat bermanfaat dan memberi ilmu pengetahuan baru mengenai prasyarat retoris.
2. Secara
praktis, makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Penulis
Penulis
diharapakan setelah membuat dan mempresentasikan makalah ini dapat lebih
memahami prasyarat retoris.
b. Pembaca
Semoga
setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui tentang
prasyarat-prasyarat retoris.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PRASYARAT ORGANIS
1. Pernafasan dan Teknik
Bernapas
Sebuah pepatah
dari India berbunyi: “Napas adalah pengatur segala sesuatu.” Kesehatan jiwa dan badan seorang manusia yang penuh tergantung
dari pernapasan yang baik dan benar. Teknik bernapas yang tepat dapat menjadi
sarana untuk menghilangkan penyakit tekanan darah tinggi dan penyakit lain yang
dapat disembuhkan oleh teknik bernapas yang baik dan tepat.
Pada zaman dahulu,
ketika orang masih banyak menjalankan kerja fisik yang berat, mereka umumnya
juga melakukan lebih banyak gerakan fisik dan karena lebih banyak gerakan
fisik dan karena lebih banyak berjalan kaki dan berlari, mereka bernapas lebih
dalam dan dengan itu lebih baik. Dewasa ini, banyak orang yang
tergesa-gesa dan tidak bernapas mendalam. Banyak orang zaman sekarang
tinggal atau bekerja di dalam kantor dan kurang bergerak hingga tidak
lagi bernapas lebih dalam. Di daerah industri, banyak yang kesulitan
bernapas sehingga membutuhkan pertolongan dokter. Pemimpin sekolah
pernapasan Inggris mengatakan kita pasti tidak menghendaki bahwa ada
bensin kotor, karena akan merusakkan mobil. Oleh karena itu, kalau kita
bernapas tepat dan benar kita sudah berada dijalan hidup yang lebih alami dan
lebih berat.
a) Proses Pernapasan
Terdapat empat
cara bernapas yang kita kenal, yaitu: (1) pernapasan dada, (2)pernapasan
perut, (3) pernapasan sisi dan rongga perut dan dada, dan (4) pernapasan
dalam. Pernapasan dalam adalah kombinasi dari pernafasan
dada, perut, dan sisi rongga dada dan perut. Pernapasan itu bersifat
ritmis dan lambat jalannya. Dalam retorika dibutuhkan teknik pernapasan yang
tepat, karena pernapasan yang tepat dan baik adalah prasyarat untuk berbicara.
Pernapasan yang dangkal akan menuntut terlalu banyak tenaga yang keluar dari
berbicara.
b) Hal yang Harus
Diketahui
Berbicara itu pada
dasarnya memberikan bunyi dan suara pada waktu menghembus napas, sebab manusia
itu berbicara ketika dia menghembus napas. Banyak ahli pidato mengalami
kesulitan pada awal latihan berpidato karena teknik
pernapasan. Berkat latihan yang ulet, akhirnya mereka bisa menguasainya
dan membawa efek positif untuk pembaca mereka. Oleh latihan, orang belajar
menguasai teknik bernapas secara tepat.
Pernapasan yang dalam
akan menyebabkan orang merasa lebih sehat, memiliki lebih banyak energi,
tidak cepat payah dalam berbicara, tidur lebih enak, tetapi lebih cepat
bangun dan lebih gampang dan jelas berbicara. Kalau bernapas tidak
dalam, sebagian besar CO2 tidak keluar dan
tinggal dalam paru-paru.
c) Teknik Bernapas Pada
Awal dan Selama Berpidato
Hembuskan napas
sedalam mungkin sebelum anda berbicara atau berpidato! Sebelum mulai berbicara
anda perlu menghembuskan napas, supaya udara kotor dalam paru-paru dikeluarkan
dan paru-paru dikosongkan, sehingga cukup tempat untuk udara baru dan
segar. Akibatnya, kata-kata atau kalimat pertama diucapkan kedengaran
jelas dan waktu mengucapkannya juga tidak tergesa-gesa..
d) Mengontrol Teknik
Bernapas Tiap Hari
Setiap hari teknik
bernapas harus dikontrol. Orang harus tetap sadar untuk menarik
dan menghembuskan napas secara dalam. Yang harus lebih diperhatikan
ialah menghembuskan napas, karena itu hal penting untuk mengeluarkan udara yang
sudah dipakai dari dalam paru-paru. Bila mengalami rasa takut, cemas, dan
tegang berusahalah menarik napas perlahan dan dalam-dalam, lalu
menghembuskannya lagi.
e) Latihan–Latihan
Latihan-latihan bernapas untuk
mengurangi ketegangan, yaitu sebagai berikut:
1) Duduklah tegak lurus.
2) Kedua pundak harus
longgar dan bebas, kedua tapak tangan harus diletakan di atas perut.
3) Mulai ditutup, lalu
tariklah napas perlahan-lahan melalui hidung, tariklah napas sedalam
mungkin sampai seluruh anggota perut diisi udara, perut akan menjadi besar dan
terdorong ke depan.
4) Tariklah nafas
terus sampai seluruh rongga dada.
5) Bila seluruh rongga
perut dan dada sudah penuh berhentilah menarik napas.
Latihan-latihan untuk
memperoleh volume zat pembakar didalam paru-paru, yaitu: (1) latihan
membaca waktu bernapas, (2) latihan kelompok, (3) test anak korek
api, dan (4) test lilin dan kelompok.
2. Membina Suara
Suara
manusia adalah satu instrumen yang lunak, tetapi sekaligus juga luar biasa.
Jika suara monoton, atau tidak memiliki daya, kekuatan, kemerduan, dan
kepastian akan menghancurkan karya dan hidup seorang manusia. Suara yang dikeluarkan
oleh manusia dapat memiliki berbagai macam karakter seperti di bawah ini:
1) Suara yang apatis
2) Suara yang lemah
karena terlau payah
3) Suara cemas dan takut
4) Suara yang tidak
dipercaya
5) Suara yang informatif
6) Suara yang aktif dan
berinisiatif
7) Suara yang
mengandung persaan yang jenuh
8) Suara yang dingin
dan rasional
9) Suara yang
bernada agitasi
10) Suara yang penuh
perjuangan
11) Suara yang gaduh
a) Modulasi Suara
Efektivitas berbicara
tidak hanya tergantung teknik bernapas, resonansi dan artikulasi, tetapi juga
tergantung dari modulasi suara. Modulasi adalah perubahan ritmis dari intonasi
bahasa dalam hubungan dengan naik turunnya suara secara sadar.Modulasi, orang
dapat berbicara cepat dan lambat, kuat dan halus, tinggi dan rendah atau dengan
kombinasi dan variasi yang sesuai dengan keinginan pembicara dan disamping
modulasi juga mengkarakterisasi suara menjadi rumah, gembira, sedih, hangat,
sayu, ironis, dan lain-lain.
1) Kegunaan Modulasi
a. Modulasi dapat memberi motivasi yang kuat kepada para
pendengar karena menopang pesan yang disampaikan.
b. Modulasi juga dapat
memiliki daya yang meyakinkan dalam berpidato.
2) Latihan
a. Nada sopan santun yang
dingin
b. Nada perfeksionis
c. Nada harapan
d. Nada permohonan
e. Nada perintah
f. Nada marah
g. Nada bencin
h. Nada bersorak gembira
i. Nada takut dan cemas
j. Nada ironis
b) Resonansi dan Suara
Resonansi dibina untuk
membuat suara sehat dan kuat dalam bicara. Ada bagian-bagian manusia yang
dapat memberi resonansi yang kuat, bagian-bagian ini adalah: (1)seluruh
kerangka tubuh manusia, (2) rongga kerongkongan, (3) tengkorak
kepala, dan (4) rongga dada
3. Gerak-gerik dan Bahasa
Tubuh
Gerak-gerik tubuh dan
ekspresi tubuh manusia, dapat melengkapi, meneguhkan maksud yang disampaikan
atau dapat juga sebaliknya, mengahalangi tercapainya suatu maksud. Gerak-gerik
itu tidak boleh berlebih-lebihan. Gerak-gerik tubuh dalam tubuh saling
hubungan antarmanusia, misalnya:
1. Kalau kita tidak
percaya, kita mengangkat kelopak mata.
2. Kalau menemukan jalan
buntu, orang mengusap ujung hidung dengan jari atau menggaruk kepala.
3. Orang menaruh kedua
telapak tangan didepan dada dan menunjukkan sikap tolak menolak, bila mau
mengisolasi diri, atau kedua telapak tangan menjepit lengan atas.
4. Membuka mata,
membesarkan biji mata sambil menganggukkan kepala tanda setuju atau percaya.
5. Menggesek-gesek
jari-jari kedua telapak tangan, kalau orang itu tidak sabar lagi.
6. Memukul dahi, kalau
melupakan sesuatu.
7. Mengegeleng-gelengkan
kepala kalau merasa bimbang.
8. Tersenyum, kalau
memohon sesuatu.
9. Memandang dengan
sungguh-sungguh, kalau harus meminta maaf.
10. Mengatupkan tangan di
dada, tanda mengucapkan yang jujur.
11. Menunjukkan kepal,
tanda mengambil keputusan dan akan konsekuen melaksanakannya.
B. PRASYARAT BAHASA
1. Bahasa dan
Retorika
Bahasa
merupakan alat pengukur nilai seseorang dalam hbungan antar manusia. Keberhasilan
dan kegagalan sesesorang dalam hidup sering bergantung dari kepandaina
berbicara. Apa gunanya pengetahuan luas yang dimiliki dalam otak, kalau tidak
bisa diungkapkan dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Beberapa
catatan yang perlu diperhatikan, hanya sedikit orang yang:
1) Mengenal kemampuan dan bentuk berbahasa.
2) Tahu, apakah bahasanya kedengaran indah dan
buruk.
3) Merasa, apakah berbicara terlalu cepat atau
terlalu lambat.
4) Tahu bahwa ia berbicara tidak logis.
5) Berbicara sebagai orang terdidik dan
berwibawa.
6) Mendengarkan dan menilai perbendaharaan
katanya.
7) Mengontrol dirinya sendiri selama berbicara.
8) Tahu, bagaimana rupanya yang tampak waktu ia
sedang berbicara.
9) Memiliki kesadaran
penuh sewaktu berbicara.
a) Pentingnya Bahasa
Bahasa juga perlu
untuk bidang-bidang ilmu yang membutuhkan keandalan rohani yang tinggi,
tergantung bagaimana orang menyusun dan membawakannya. Oleh karena
itu, berlakulah norma-norma di bawah ini:
1) Bahasa tidak hanya
merajai manusia, tetapi juga politik.
2) Bahasa adalah nafas
dari jiwa manusia.
3) Bahasa adalah sebuah
batu loncatan emasmenuju keberhasilan dalam hidup dan karya
4) Bahasa adalah
penampakkan luaran dan roh.
5) Bahasa adalah tanda
pengenal materil dan sinar kepribadian.
6) Yang lebih penting
daripada pidato ialah orang yang berpidato.
7) Seorang yang berbudi
luhur hendaknya memiliki bahasa yang halus dan luhur.
8) Bahasa juga akan
menjadi kerdil, kalau orang tidak menghiraukannya.
b) Kesadaran Berbicara
dan Efektivitasnya
Setiap pembicara harus
memiliki kesadaran akan akibat-akibat pembicaraanya.Berarti ia harus mengontrol
bahasanya. Untuk itu orang harus memperhatikan ketentuan-ketentuan di bawah
ini:
1) Setiap orang akan
menjadi lebih liar dalam berbahasa.
2) Tanpa kesadaran
berbicara orang tidak akan memiliki kesadaran.
3) Bila berbicara,
pembicara tidaka akan melihat mata para pendengar.
4) Seorang pembicara yang
ramah akan mendapat simpati.
5) Tak seorang pun boleh kehilangan
kesadaran.
2. Ritme dan Dinamika
Bicara
a) Dinamika Bicara
Suara adalah penopang
atu pembantu dalam membina dinamika bicara. Sering terjadi bahwa orang terdidik
seperti guru, dosen atau profesor berbicara terlalu pelan dan membosankan tanpa
dinamika. Bahasa yang memiliki dinamika akan memberikan kesan-kesan terhadap
pembicaranya sebagai berikut:
1) Kaku dan bersifat
rutin
2) Kurang rasa kepastian
3) Kehendak dan kemauan
yang lemah
4) Kurang sumber-sumber
kekuatan/daya
5) Kurang percaya diri
6) Tanpa semangat
7) Memiliki rasa takut
dan cemas
8) Kurang memiliki
perasaan
Dinamika ini dapat dibina dengan jalan:
1) Memperkuat hembusan
napas
2) Memperkuat resonansi
dalam tubuh
3) Mempertajam dan
mempertepat artikulasi
4) Memperlambat tempo
bicara oleh memperlambat ucapan vokal dan urutan bicara.
b) Ritme Bicara
Untuk kecakapan
sehari-hari bahasa dan popular tidak diperlukan suatu ritme bahasa. Dalam
kehidupan praktis, substansi bahasa harus juga diberi busana yang indah dan
menarik. Beberapa nasehat penting:
1) Berikan pada
ungkapan-ungkapan bahasa anda adan daya yang indah.
2) Aktifkanlah suara dan
bahasa anda.
3) Bernyayilah sesering
mungkin karena dengan anda memperkuat selaput suar anda.
4) Ceritakanlah dua orang
atau tiga cerita pendek.
3. Perbedaharaan Kata
a) Fungsi Perbendaharaan
Kata
Menurut penyelidikan,
orang paling terdidik dapat memahami 12.000 pengertian. Orang terdidik
memahamai kira-kira 8 sampai 10 ribu pengertian. Orang yang
berpendidikan sederhana hanya memahami 6 sampai 8 ribu pengertian seluruh
perbendaharaan kata. Dari sejumlah perbendaharaan kata-kata yang dipahami
secara pasif ini, hanya kira-kira seperlima sampai seperempat yang dapat
dipergunakan secara aktif.
Setiap kata memiliki
isi. Isi kata ini mengantar manusia kepada pengertian. Jadi,kata-kata adalah
tanda bahsa dari pengertian-pengertian.. setiap orang harus menguasai
pengertian-pengertian dari kata-kata. Sebelum kita beerbicara, alam bawah sadar
kita bekerja. Pertama-tama intrinsic kita terdorong. Sesudah muncul sumber daya
, kemauan dan kehendak, fungsi dan perasaan dan emosi.
b) Memperluas
Perbendaharaan Kata
Kata-kata itu ada
bermacam-macam. Dialektika, suara dan susunan kalimat yang dipergunakan
akan mengejutkan dia. Itulah sebabnya setiap pembicara perlu
memperluas perbendaharaan kata-katanya:
1) Menyelidiki
perbendaharaan kata lewat band-recorder.
2) Memperhatikan
perbendaharaan kata-kata yang dipergunakan orang lain.
3) Membaca buku-buku baik
yang bermutu.
4) Mendengar pidato dari
para ahli.
5) Mempelajari kata-kata
baru.
6) Melatih mempergunakan
sinonim kata.
7) Melihat dan
mendengarkan aktris-aktris kenamaan.
4. Susunan Kalimat
Gaya
kalimat dan pidato ditentukan oleh kontruksi kalimat. Itu bearti satu kalimat
adalah manifestasi isi pikiran yang sederhana atau yang terdiri dari berbagai
segi.pendengar akan sukar mengikuti jalan pikiran pidato semacam ini dan lebih
lagi mereka akan sukar memahaminya.
1) Sering memiliki tata
bahasa yang buruk dan merusakkan gaya bahasa.
2) Mempersulit jalan
pikiran.
3) Mengacuhkan para
pendengar dan menyebabkan perhatian menurun.
4) Membantu melahirkan
ketidakpastian.
5) Tidak memiliki efek
menurut psikologi dalam.
6) Terlalu mahal, karena
menuntut kosentrasi.
Oleh karena itu,
sebuah pidato sebaiknya mempergunakan kalimat-kalimat pendek karena:
1) Mudah dipakai untuk
bermain kata.
2) Mudah untuk diberi
tanggapan rohani.
3) Bersifat logis dan
jelas.
4) Segera akan
dimengerti.
5) Membentuk diri secara
dinamis dan penuh daya.
6) Memungkinkan teknik
pause.
7) Memberi waktu untuk
bernafas.
8) Tidak menuntut
konsentrasi yang besar.
5. Ketentuan dan Patokan
1) Susunlah pidato anda
dengan mempergunakan lebih banyak kalimat-kalimat pendek.
2) Kurang atau tiadakan
anak kaliamat.
3) Jangan terlalu bnayk
menggunakan kata-kata.
4) Jangan terlalu sering
menggunakn koma.
5) Turunkan suar pada
akhir kalimat.
6) Dalam satu kalimat
jangan pergunakan lebih dari10-15 pengertian.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Ada empat cara bernafas yang kita kenal
:
1. Pernafasan
dada
2. Pernafasan
perut
3. Pernafasan
sisi dari rongga perut dan dada
4. Pernafasan
dalam (dan penuh)
Pernafasan dalam (dan penuh) adalah
kombinasi dari pernafasan dada, perut, dan sisi rongga dada dan perut.
Pernafasan ini bersifat ritmis dan lambat jalannya. Dalam retorika dibutuhkan
teknik pernafasan yang tepat, karena pernafasan yang tepat dan baik adalah
prasyarat untuk berbicara. Ia adalah motor dari pembicaraan. Pernafasan yang
dangkal akan menuntut terlalu banyak tenaga yang keluar waktu berbicara. Atas
dasar itu dapat dikatakan bahwa tanpa pernafasan yang tepat, maka tidak dapat
juga orang berbicara baik. Latihan bernafas untuk mengurangi ketegangan :
1. Duduklah
tegak lurus
2. Kedua
pundak harus longgar dan bebas; kedua telapak tangan diletakkan di atas perut.
3. Mulut
ditutup, lalu tariklah nafas perlahan-lahan melalui hidung. Tariklah nafas
sedalam mungkin sampai seluruh rongga perut diisi udara. Perut akan menjadi
besar dan terdorong ke depan
4. Tariklah
nafas terus sampai seluruh rongga dada menjadi penuh dengan udara. (Bila
ada kesulitan pada permulaan, berhenti sejenak...; lalu mulai lagi dari awal)
5. Bila
seluruh rongga perut dan dada sudah penuh berhentilah menarik nafas. Tahanlah
nafas beberapa saat, lalu hembuskan perlahan-lahan melalui hidung.
Untuk mempertinggi efektivitas pidato,
orang harus memperhatikan gerak-gerik tubuh dan ekspresi anggota tubuhnya.
Sesudah memperhatikan hal-hal yang positif dan negatif dalam gerak-gerik tubuh
sendiri, orang bisa berusaha melenyapkan atau memperbaikinya. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam hubungan dengan gerak-gerik dan ekspresi tubuh:
1. Langkah
yang pendek atau panjang, cepat atau lambat pasti atau tidak pasti.
2. Sikap
tubuh waktu duduk, berdiri atau berjalan (melangkah)
3. Gerak-gerik,
rasa gugup, ketenangan dan sikap khusus pada diri sendiri waktu berpidato.
4. Gerak
kepala, waktu berbicara di dalam kelompok.
5. Muka
dan ekspresinya: cerah, gembira, sungguh-sungguh, keras, kaku dan asli?
6. Mata:
pandangannya membawa efek yang ramah atau tidak.
7. Tangan
dan lengan: tergantung lurus ke bawah, atau ikut bergerak/ digerakkan waktu
berbicara; atau jari-jari dimainkan tanpa ada hubungan dengan pembicaraan;
memberi tanda ada hubungan dengan pembicaraan; memberi tanda yang ofensif atau
agresif.
Ketiadaan
dinamika dalam berbicara dan berbahasa akan membawa pengaruh negatif terhadap
kewibawaan dan kepribadian pembicara. Pembicara yang lemah, kering, kaku, dan
monoton akan menurunkan nilai kepribadiannya di mata pendengar. Oleh karena itu
seorang pembicara yang ingin sukses dalam kariernya harus memiliki
dinamika dalam berbahasa, yang
mengandung daya meyakinkan dan daya persuasi. Kalimat-kalimat panjang bukan
lagi merupakan mode; sebab kalimat yang panjang menyulitkan pembicara untuk
mengatur pernafasan. Setiap bagian kalimat dapat menjadi penghalang, yang harus
ditangkap dan dimengerti dengan susah payah. Bagi para pendengar, kalimat panjang
akan sulit di tangkap dan dimengerti. Kalimat-kalimat yang panjang membawa efek
negatif, sebab :
1. Sering
memiliki tatabahasa yang buruk dan merusakkan gaya bahasa
2. Mempersulit
jalan pikiran
3. Mengacaukan
para pendengar dan menyebabkan perhatiannya menurun
4. Membantu
melahirkan ketidakpastian
5. Tidak
memiliki efek menurut psikologi
6. Terlalu
mahal, karena menuntut konsentrasi yang 4-5 kali lebih besar.
Oleh karena itu sebuah pidato sebaiknya
mempergunakan kalimat-kalimat yang pendek, sebab kalimat pendek
1.
Mudah dipakai untuk bermain kata
2. Mudah
untuk diberi tanggapan rohani
3. Bersifat
logis dan jelas
4. Segera
akan dimengerti
5. Membentuk
diri secara dinamis dan penuh daya
6. Memungkinkan
teknik pause
7. Memberi
waktu untuk bernafas
8. Tidak
menuntut konsentrasi yang besar.
B. Saran
Penulis menyarankan
kepada pembaca agar memahami prasyarat-prasyarat retoris. Sehingga pembaca
dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam dan terperinci.
DAFTAR
PUSTAKA
Hendrikus,
Dori Wuwur. 1991. Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi,
Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Kanisius.