I.
Dasar Teori
Menurut
Adnan (2008), fertilisasi memiliki beberapa fungsi antara lain:
a.
Transmisi gen dari
paternal dan maternal kepada keturunannya.
b.
Merangsang sel telur
untuk berkembang lebih lanjut.
c.
Menghasilkan terjadinya
sygami, yaitu peleburan sifat genetic paternal dan maternal.
d.
Mempertahankan
kondisi diploiditas suatu spesies tertentu dari jenisnya.
e.
Penentuan jenis kelamin
secara genetik.
Fertilisasi merupakan
proses peleburan inti gamet jantan dan init gamet betina. Peleburan tersebut
merupakan pencampuran karakteristik-karakteristik menurun. Sifat paternal dan
maternal sehingga berkembang menjadi individu baru. Secara bertahap,
fertilisasi dapat berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu (1) penetrasi sperma
ke dalam ovum, (2) penyelesaian periode pemasakan ovum, (3) peleburan proneleus
gamet jantan dan betina dan (4) amfimiksis kromosom paternal dan maternal
(Kimball, 1983).
Mamalia merupakan salah
satu contoh yang fertilisasinya secara internal. Sebagian mamalia dilahirkan
dan bukan ditetaskan. Fertilisasi secara
internal an embrio berkembang di dalam uterus dari saluran reproduksi betina.
Pada mamalia eutheria (berplasenta) lapisan uterus induk dan membran ekstra
embrionik yang berasal dari embrio bersama-sama membentuk plasenta, tempat
nutrien berdifusi masuk ke dalam darah embrio. Mamalia eutherina umunmya
disebut mamalia berplasenta karena plasentanya paling kompleks dan
memperlihatkan hubungan yang lebih intim dan berlangsung lebih lama antara
induk dan anak yang sedang berkembang (Campbell, 2004).
II.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini yaitu :
a.
Dapat memahami dan
memiliki keterampilan dalam mengawinkan mencit
b.
Memiliki pemahaman yang
baik mengenai proses fertilisasi pada mamalia.
III. Metode Praktikum
A.
Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Rabu, 03 Desember 2014 s/d sabtu, 06 Desember 2014
Waktu
: 05.00 –
06.00 WITA
Tempat
:
Di Rumah, Jln. Muhajirin II No. 4a
B. Alat
dan Bahan
a.
Alat
1.
Kandang mencit
2.
Kamera
b.
Bahan
1.
Mencit jantan dan
betina (Mus musculus)
2.
Makanan mencit
3.
Air minum mencit
4.
Sekam
C. Prosedur
Kerja
a. Mengawinkan Mencit
1. Memelihara
1 ekor mencit betina
yang sedang estrus dengan seekor mencit jantan dalam satu kandang agar mencit
tersebut berkopulasi.
2. Memeriksa
sumbat vagina betina pada pagi hari yang membedakan bahwa mencit telah hamil.
3. Menimbang
berat badan mencit betina yang telah bunting setiap hari, untuk memastikan
bahwa mencit tersebut telah mengalami kehamilan.
4. Memberi
makanan berupa pellet dan alat air minum secukupnya. Setelah itu mengganti
sekam secara periodic untuk menjaga sanitasi lingkungan.
IV. Hasil dan Pembahasan
a.
Hasil Pengamatan
Gambar hasil pengamatan
sumbat vagina pada mencit betina
b.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah kami
lakukan mulai dari hari rabu, 03 Desember 2014, Tiga hari setelah mencit betina
yang mengalami estrus dengan mencit jantan disatukan kami menemukan adanya
sumbat vagina pada hari sabtu, 06 Desember 2014. Sumbat vagina merupakan suatu
tanda bahwa sudah terjadi kopulasi pada mencit. Pada vagina terdapat gumpalan
cairan bening yang menutupi vagina mencit. Hasil pengamatan yang telah kami
lakukan sesuai dengan teori, adapun teori yang sesuai yaitu mamalia betina pada
umumya, hanya akan berkopulasi dengan jantan selama fase estrus, yaitu ketika
sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Kadang-kadang kopulasi dapat terjadi
pada waktu antara 5 jam sebelum ovulasi sampai 8 jam setelah ovulasi. Fase
estrus biasanya ditandai dengan alat kelamin luarnya, yaitu vulva yang
membengkak dan berwarna kemerahan. Keberhasilan perkawinan mencit ditandai
dengan adanya sumbat vagina (vaginal plug) yaitu suatu
gumpalan cairan yang menutupi lubang vagina. Adanya sumbat vagina merupakan
hari kehamilan ke-0 mencit. Zigot yang terbentuk dari hasil fertilisasi akan
mengalami perkembangan menjadi embrio.
Fertilisasi
adalah proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru
dengan sifat genetik yang berasal dari kedua parentalnya. Masuknya spermatozoa
kedalam ovum, maka ovum dapat tumbuh menjadi individu baru. Mammalia betina
pada umumya, hanya akan berkopulasi dengan jantan selama fase estrus, yaitu
ketika sel telurnya telah siap untuk dibuahi.
V.
Kesimpulan dan Saran
A.
Kesimpulan
a.
Mencit betina melakukan
perkawinan dengan mencit jantan apabila mencit betina berada dalam fase estrus.
Oleh karena itu, jika ingin mengembangbiakkan mencit, kita harus mengetahui
keadaan dari fase siklus estrus mencit betina.
b.
Fertilisasi
pada mamalia merupakan proses pertemuan dari sel sperma dan ovum yang
mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya. Zigot
hasil fertilisasi akan tumbuh menjadi embrio yang akan menempel atau terjadi implantasi
pada dinding uterus.
B. Saran
Saran saya pada
praktikum ini adalah sebaiknya para praktikan betul-betul memperhatikan
penjelasan yang disampaikan oleh asisten pendampinganya agar praktikumnya dapat
berjalan dengan lancar.
Daftar
Pustaka
Adnan.
2008. Perkembangan Hewan. Makassar:
Jurusan Biologi FMIPA UNM
Campbell,
N. A; J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid II.
Jakarta: Erlangga
Kimball, John W. 1983. Biologi
Jilid 2 Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar