Senin, 08 Juni 2015

MAKALAH ASESMEN PORTOFOLIO


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Setiap kegiatan yang kita lakukan perlu ada penilaian dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan yang kita lakukan. Begitu juga pada proses pembelajaran, perlu ada penilaian. Penilaian akan bermakna bila pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang tepat. Penilaian dan Proses belajar mengajar itu bagaikan dua mata koin, walaupun mereka meghadap pada arah yang berlawanan, namun hakekatnya mereka adalah satu, yaitu bagian dari koin itu sendiri. Bisa dibayangkan jika salah satu bagiannya tidak ada ”rusak bukan?” Keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan dan saling mendukung untuk tercapainya tujuan pendidikan. Penilaian terdiri atas penilaian eksternal dan penilaian internal. Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran. Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam maupun luar negeri dimaksudkan antara lain untuk pengendali mutu. Sedangkan penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Penyusunan perencanaan, pelaksanaan proses, dan penilaian merupakan rangkaian program pendidikan yang utuh, dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Untuk itu, perlu ada model penilaian yang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi oleh guru dan penyelenggaranya di jenjang sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dilaksanakan di kelas dapat melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencilt est), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri .
Evaluasi yang sudah biasa digunakan dalam proses belajar mengajar matematika di sekolah adalah tes tertulis. Salah satu kekurangan yang dimiliki tes adalah bahwa tes hanya memberikan gambaran tentang apa yang dimiliki siswa pada saat mengerjakan tes saja dan kurang memberikan gambaran yang cukup tentang proses belajar yang telah dilakukan dan dipahami siswa. Salah satu model evaluasi yang saat ini sedang berkembang dan disinyalir memiliki banyak manfaat baik bagi guru maupun bagi siswa adalah asesmen portofolio.
Pada saat ini dalam dunia pendidikan Indonesia tengah berlangsung ‘pemasyarakatan penerapan Standar Pendidikan’. Di tengah hiruk-pikuknya upaya itu, terselip ‘portofolio’ sebagai salah satu alat penilaian, seperti yang tercantum dalam Buku KTSP SMP (Depdiknas, 2006): Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Fakta tersebut memperlihatkan, bahwa asesmen portofolio seharusnya juga sudah mulai diterapkan dalam khasanah pendidikan di Indonesia.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disusun beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:
1.      Apa yang di maksud dengan assesmen portofolio ?
2.      Sebutkan jenis – jenis assesmen portofolio !
3.      Sebutkan tujuan dan penggunaan assesmen portofolio !
4.      Bagaimana implikasi assesmen portofolio ?
5.      Sebutkan keunggulan dan kelebihan assesmen portofolio !
6.      Beberapa perangkat assesmen portofolio ?

3.      Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian assesmen portofolio.
2.      Untuk mengetahui jenis – jenis assesmen portofolio.
3.      Untuk mengetahui tujuan dan penggunaan  assesmen portofolio.
4.      Untuk mengetahui implikasi assesmen portofolio.
5.      Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan assesmen portofolio.
6.      Untuk mengetahui perangkat – perangkat assesmen portofolio.

4.      Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penyusun makalah ini adalah :
1.      Sebagai bahan referensi makalah evaluasi pembelajaran matematika untuk dosen maupun mahasiswa tentang gambaran umum evaluasi pembelajaran khususnnya mengenai assesmen portofolio, serta perangkat - perangkatnya.
2.      Sebagai penambah wawasan bagi masyarakat awam maupun anggota profesi yang pengetahuannya masih minim mengenai assesmen portofolio.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP DASAR ASSESMEN PORTOFOLIO
1.Pengertian Assesmen prtofolio
Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses social pedagogic, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik, portofolio itu adalah bundel, yakni kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post test), dan sebagainya. Sebagai suatu proses social pedagogic, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (cognitive), ketrampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afective). Adapun sebagai suatu adjective portofolio, sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning), sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portfolio based assessment).
Pengertian portofolio juga banyak di kemukakan  para ahli namun banyak para ahli yang memberi batasan, antara lain sebagai berikut. Paulson (1991: 60) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri. Portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa. Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.
Menurut Gronlund (1998: 159), portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswayang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan.
Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa. Berikut ini adalah model portofolio matematika yang berisi contoh-contoh pekerjaan siswa.
1) Uraian tertulis hasil kegiatan praktik- atau penyelidikan matematika
2) Gambar-gambar dan laporan lisan, perluasan analisis situasi masalah dan penelitian.
3) Uraian dan diagram dari proses pemecahan masalah.
4) Penyajian data statistik dan grafik.
Selain itu, hal-hal lainnya yang dapat dicantumkan dalam portofolio matematika adalah
sebagai berikut:
(1) Laporan penyelidikan tentang ide matematika seperti hubungan antara dua fungsi, koordinatgrafik, aritmatika, aljabar dan geometri; 
 (2) Respon terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah;
 (3) Laporan kelompok dan foto kegiatan siswa;
(4) Salinan piagam penghargaan;
(5) Video dan pekerjaan siswa yang menggunakan komputer (Stenmark 1991: 63).
  2.Jenis assesmen portofolio
Portofolio yang berbeda-beda jenisnya dihasilkan untuk memenuhi maksud dan konteks pendidikan. Tidak ada satu ‘portofolio”; terdapat berbagai portofolio (Foster and Masetr, dalam Klenowski, 2002). Berdasarkan tujuan asesmen portofolio, menurut Klenowski (2002) portofolio dapat dibagi menjadi: 1) portofolio untuk tujuan sumatif, 2) portofolio untuk sertifikasi dan seleksi, 3) portofolio untuk tujuan penilaian dan promosi, 4) portofolio untuk mendukung pembelajaran dan pengajaran, 5) portofolio untuk tujuan pengembangan profesional. Menurut Duffy (1999), terdapat empat jenis atau tingkatan portofolio berdasarkan tanggung jawab siswa terhadap kerjanya dan bagaimana guru membantu siswanya:
1. Portofolio Semua Hal (The Everything Portfolio)
Portofolio semua hal (atau portofolio perkembangan) merupakan suatu kumpulan karya siswa melintasi berbagai variasi siswa, kelas, semester, atau tahun. Portofolio ini berisi karya siswa, baik selama proses maupun draft final. Seleksi karya dalam portofolio jenis ini bukan merupakan tujuan utama. Guru menggunakan portofolio jenis ini untuk mengevaluasi kemajuan siswa. Guru dapat menggunakan informasi dalam portofolio jenis ini untuk sebagai bahan pertemuan antara guru, siswa, dan orang tua atau antara guru dengan siswa. Secara umum, portofolio ini dievaluasi sebagai contoh karya siswa dalam berbagai tingkat pencapaian kompetensi, jadi cenderung sumatif.
2. Portofolio Produk (The Product Portfolio)
Di dalam portofolio produk, guru menyediakan daftar isi suatu topik atau produk. Siswa memasukkan contoh-contoh karyanya dalam area daftar isi tersebut. Portofolio ini menjadi semacam ceklis kompetensi. Guru merumuskan topik penting untuk dipelajari, dan siswa menyelesaikan tugas-tugasnya untuk menuntaskan topik tersebut, dan dibuktikan oleh terpenuhinya daftar isi seputar topik itu dengan karya siswa. Evaluasi portofolio ini berupa pertemuan antara guru dan siswa, dan selama pertemuan guru dapat memberikan umpan balik sumatif, namun umpan balik ini sebagai informasi formatif bagi siswa. Guru memilih karya terbaik siswa, dan menjelaskan mengapa itu merupakan karya terbaiknya. Informasi dari penjelasan guru ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan portofolio selanjutnya.
3. Portofolio “Pameran” (The Showcase Portfolio)
Di dalam portofolio “pameran” atau protofolio contoh, guru menyediakan daftar isi suatu topik, dan siswa mengevaluasi elemen-elemen untuk portofolionya dan memberikan alasan rasional untuk tiap seleksinya. Siswa diingatkan untuk tidak sekedar memasukkan karya yang dinilai baik oleh guru, akan tetapi harus pula mempertimbangkan audien dan tujuan portofolio itu. Di dalam evaluasi portofolio, guru melakukan pertemuan dengan siswa, dan guru memberikan umpan balik sumatif terhadap produk siswa serta umpan balik formatif tentang alasan siswa selama proses seleksi karyanya.
4. Portofolio Tujuan (The Objective Portfolio)
Tingkat terakhir adalah portofolio tujuan. Di dalam portofolio jenis ini, guru merumuskan daftar tujuan atau pernyataan tentang kualitas kinerja.
  3.Tujuan dan penggunaan assesmen portofolio
Terdapat dua hal yang harus dibedakan dalam menyusun suatu portofolio yaitu, berkaitan dengan tujuan dan penggunaannya. Tujuan penyusunan portofolio adalah suatu pernyataan yang tegas mengenai untuk menyatakan pengetahuan dan keterampilan apakah bukti-bukti berupa dokumen di dalam portofolio tersebut. Misalnya dalam contoh Portofolio dikembangkan untuk bukti belajar keras matematik atau untuk bukti belajar keras Metode Penelitian Pendidikan di bidang matematika.
Jadi dalam hal ini portofolio yang dikembangkan siswa bertujuan untuk memberikan bukti kepada guru bahwa siswa sudah menguasai keempat tujuan pembelajaran tersebut.  Sedangkan penggunaan portofolio dimaksudkan untuk menyatakan bagaimana portofolio itu akan dimanfaatkan. Misalnya untuk digunakan sebagai salah satu penentu nilai akhir  matematika atau Metodologi Penelitian  atau penentu nilai akhir salah satu mata pelajaran/mata kuliah lainnya. Menurut Collins (1992) persyaratan bahwa portofolio itu dibuat dengan tujuan tertentu menyebabkan proses pengembangannya menjadi bebas dan terbatas. Untuk perancangnya, yaitu penentu aspek tujuan dan penggunaannya, aspek yang menjadikannya bebas adalah bahwa kemungkinan pemanfaatan portofolio itu sangatlah beranekaragam, hanya dibatasi oleh imaginasi. Sedangkan keterbatasannya ada dua: yaitu harus jelas tujuan pembentukannya dan disebutkan secara eksplisit, dan keterbatasan kedua adalah diberikan batas waktu dan kesempatan penyusunannya. Bagi pengembangnya, yaitu orang yang mengumpulkan dan menyajikan bukti-bukti ini, pengembangan portofolio itu bebas dalam arti dia bebas mengembangkan idenya mengenai apa yang akan dimasukkan dalam portofolio itu dan terbatas karena isinya harus sesuai dengan tujuan dan kriteria penyusunannya yang sudah ditetapkan pada awal proses.
   4.Implikasi Pengembangan Assesmen Portofolio.
   a. Bagi mahasiswa / siswa
 Menurut Barrow, mahasiswa yang mengembangkan portofolio memiliki keunggulan  dibandingkan mereka yang tidak mengembangkannya karena terbentuk tanggung jawab dalam diri mereka untuk belajar, termasuk untuk menghadapi tugas mengevaluasi diri sendiri. Hal ini diperlancar oleh adanya kesempatan bagi siswa untuk menyelidiki masalah yang bagi mereka  unik dan menarik. Mahasiswa pengembang portofolio termotivasi secara intrinsik untuk belajar dan terbantu untuk mengorganisasi dan menyusun hasil belajarnya. Siswa juga melakukan refleksi secara kritis mengenai apa yang perlu mereka ketahui dan penyusunan portofolio membantu mereka merangkai bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan.
Portofolio juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengklarifikasi masalah melalui diskusi dengan dosen atau melalui interaksi dengan sesama mahasiswa dalam kelompok. Lebih lanjut lagi menurut Slater (1997) melalui penyusunan portofolio mahasiswa dapat menunjukkan bagian-bagian mana yang mereka anggap sulit atau mudah mempelajari atau memahaminya. Mahasiswa tidak cukup hanya menghafal catatan kuliah dan bahan kuliah tetapi mereka harus mengorganisir, mensistesis, dan mendeskripsikan apa yang mereka peroleh dan pelajari. Proses ini memakan banyak waktu karena mahasiswa perlu mengadakan introspeksi diri dan penilaian diri.
Secara umum, menurut Barrow (1993) portofolio menggiatkan lingkungan belajar mahasiswa yang mengembangkan potensi mereka untuk berpikir reflektif, giat belajar dan menjadikan belajar sebagai pusat kegiatan. Sementara itu menurut Everett (1994) portofolio mampu menggantikan penulisan “laporan” yang “kering” dan membosankan karena penulisan portofolio merupakan latihan yang menantang serta lebih berarti karena dapat diterapkan dalam situasi kehidupan nyata sehari-hari.
b. Bagi Pengajar
Menurut Barrow (1993) pemanfaatan portofolio untuk menilai kemampuan intelektual dan belajar bermakna dalam IPA itu sangat memakan waktu dan tenaga. Selain itu sebagai alat penilaian, sulit sekali memperbandingkan portofolio yang satu dengan lainnya.
Namun dengan portofolio dosen dapat mengungkap dan mengidentifikasi kekuatan mahasiswa serta memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui. Mahasiswa dapat dipacu motivasinya untuk menyelidiki lebih lanjut masalah yang pada mulanya sama sekali tidak menarik perhatian mereka. Lebih lanjut lagi portofolio dapat dikembangkan oleh semua mahasiswa karena dalam pengembangannya masih dimungkinkan adanya perbedaan cara belajar, sikap dan minat mahasiswa.
Menurut Slater (1997) keuntungan utama penyusunan portofolio adalah bahwa mahasiswa mencoba mengintegrasikan fakta-fakta yang dijumpainya untuk membentuk konsep yang lebih luas dan lebih mewakili. Oleh karena itu kewajiban untuk belajar dan menilai bergeser dari dosen ke mahasiswa. Mahasiswa menyusun portofolio untuk mengumpulkan dan menyajikan bukti mengenai apa yang sudah mereka kuasai, yang mereka sajikan secara khas menurut pribadi masing-masing. Jadi berbeda dengan tes pilihan ganda yang mencoba menentu-kan apa yang tidak diketahui mahasiswa, dalam penilaian dengan portofolio ini ditekankan apa yang sudah diketahui mahasiswa.
Dalam portofolio juga terkandung pernyataan refleksi diri mahasiswa. Pernyataan ini menggambarkan bagaimana mahasiswa mempelajari bahan tersebut, mengapa penyajian bukti itu menunjukkan penguasaan materi dan mengapa hal itu relevan dengan konteks di luar kelas. Refleksi diri ini menunjukkan dengan jelas kepada pembaca proses belajar yang terjadi pada diri si pembelajar.
   5.Keunggulan dan Kelemahan Assesmen Portofolio
Adapun keunggulan portofolio antara lain:
(a)  Perubahan paradigma penilaian;
(b) Penilaian portofolio seyogyanya menekankan pada akuntabilitas (accountability);
(c) Peserta didik sebagai individu dan peran aktif peserta didik;
(d) Identifikasi;
(e) Keterlibatan orang tua dan masyarakat;
(f) Penilaian diri;
(g) Penilaian yang fleksibel;
(h) Tanggung jawab bersama;
(i) Keadilan;
(j) Dalam penilaian portofolio peserta didik diberikan penghargaan atas usaha mereka.
Sedangkan kelemahan portofolio, antara lain:
(a) membutuhkan waktu ekstra;
(b) kurang reliabel;
(c) Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir;
(d) Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down;
(e) Skeptisme;
(f) tidak tersedianya kriteria penilaian;
(g) Terkadang sulit untuk diterapkan di sekolah;
(h) Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail dapat mematikan inisiatif  dan kreativitas;
B. PERANGKAT ASSESMEN PORTOFOLIO
    1. Tes
               Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio
Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi adalah:  
 Tes:
Ø  Menilai peserta didik berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas.
Ø  Penilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.
Ø  Menilai semua peserta didik dengan menggunakan satu criteria
Portofolio:
Ø  Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan basil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang  dinilai.
Ø  Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangaan yang berlangsung selama proses pembelajaran.
Ø  Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan empertimbangkan juga faktor perbedaan individual.
Ø   Mewujudkan proses penilaian yang kolaboratif.
Ø  Peserta didik'menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.
Ø  f. Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi.
Ø  g. kemajuan, usaha, dan pencapaian.
Ø  h. Terkait erat antara kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelaj aran.
   2.Teknik Penilaian Assesmen Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
f. Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi  esempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya. Sebelum membuat penilaian, perlu melihat kurikulum 1 (satu) semester. Contoh untuk kelas VIII semester II
SK dan KD kelas VIII, Semester 2:
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Geometri dan Pengukuran
4. Menentukan unsur, bagianlingkaran serta ukurannya
4.1 Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran
4.2 Menghitung keliling dan luas lingkaran
4.3 Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah
4.4 Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
4.5 Melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
Rencana Tugas :
A. Geometri dan Pengukuran
SK: Menentukan unsur, bagian lingkaran serta ukurannya:
1. Paper and pensil tes:
a. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
b. Menghitung keliling dan luas lingkaran
2. Penilian Proyek:
a. Siswa menemukan nilai p = 7  melalui percobaan menggunakan metode inkuiri
b. Siswa menemukan rumus Luas Lingkaran melalui percobaan
3. Unjuk Kerja:
a. Siswa melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar suatu segitiga
B. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
1. Paper and pensil tes:
a. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas
2. Penilian Proyek:
a. Siswa membuat jaring-jaring bangun ruang kubus, balok, prisma dan limas
3. Unjuk Kerja:
a. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagianbagiannya
4. Hasil Produk:
a. Membuat jaring-jaring kubus,
b. Membuat jaring-jaring balok,
c. Membuat jaring-jaring prisma dan limas
Contoh Rangkuman Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa : _________________ Kelas : VII/2
NO SK/KD
Skor Prestasi :
KET.(1 – 10) T BT
1. Menghitung panjang garis singgung persekutuan dua lingkaran
2. Dst
Total Skor :
Catatan:
Setiap Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio
dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti
pekerjaannya. Kemudian Guru menjelaskan bobot dari setiap portofolio yang dibuat.
Indikator Penilaian
Yang dimaksud indikator penilaian adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu. Banyak sekali indikator yang dapat dipilih, akan tetapi yang dipandang paling sensitif adalah basil ulangan atau basil tes (formatif dan sumatif), penyelesaian tugas-tugas terstruktur. Berdasarkan indikator-indikator tersebut penilai dapat membuat kesimpulan, sejauh mana seorang siswa telah belajar dan berapa nilai yang adil untuknya. Adapun penilaian dapat menggunakan tes formatif dan sumatif dan tugas-tugas terstruktur.
Pengorganisasian
Pengorganisasian Model Penilaian Berbasis Portofolio adalah kegiatan mensiasati proses penilaian pembelajaran dengan perancangan terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya pengorganisasian penilaian yang rasional, demokratis, dan menyeluruh. Kronologis pengorganisasian penilaian pembelajaran itu mencakup empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penyimpanan, dan pengunaan.
 3.Pelaksanaan Asesmen Portofolio Matematika
Pelaksanaan asesmen portofolio mensyaratkan kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman belajarnya. dan kejujuran guru. dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang yang telah disepakati. Guru harus mampu menunjukkan urgensi laporan yang jujur dari siswa. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut.
1)  Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk  kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadiaannya.
2)  Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa
3)  Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa
4)  Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5)  Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan.
Aspek-aspek yang bisa dievaluasi dalam bidang matematika menurut Stenmark (1991: 64) sebagai berikut.
1) Pemahaman Permasalahan (Problem Comprehension)
2) Pendekatan dan Strategi (Approaches and Strategies)
3) Hubungan (Relationships)
4) Fleksibilitas (Flexibility)
5) Komunikasi (Communication)
6) Dugaan dan Hipotesis (Curiosty and Hypotheses)
7) Persamaan dan Keadilan (Equality and Equity)
8) Penyelesaian (Solutions)
9) Hasil Pengujian (Examining Results)
10) Pembelajaran Matematika (Mathematical Learning)
11) Asesmend iri (Self-Assessment)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian portofolio, antara lain:
1) Siswa merasa memiliki portofolio sendiri
2) Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan
3) Kumpulkan dan simpan hasil kerja siswa dalam 1 map atau folder
4) Beri tanggal pembuatan
5) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja siswa
6) Minta Siswa untuk menilai hasil kerja mereka secara berkesinambungan
7) Bagi yang kurang, beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka waktunya
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua
Mengevaluasi portofolio bukanlah suatu tugas yang mudah, sebab tidak pernah ada dua portofolio yang tepat sama. Hal ini disebabkan individu yang menyiapkan portofolio tersebut akan mengikutsertakan item-item yang berbeda sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya Salah satu cara untuk mengevaluasi portopolio adalah dengan penggunaan rubrik. Cara ini menggunakan skala nilai untuk memberi skor pada item yang mengharuskan murid menjawabnya dalam bentuk tulisan dengan jawaban yang banyak (open-open item) pada soal yang diberikan. Murid bebas menjawab (free response questions) atau terdapat serbagai cara untuk memperoleh jawaban (Heddens dan Speer dalam Sabandar: 4).
Contoh rubrik:
Skor
Kriteria
4
Proses benar dan hasil benar
3
Proses benar dan hasil salah
2
Proses salah dan hasil benar
1
Proses dan hasil salah
0
Tidak menjawab
Dengan menggunakan skala tersebut, seseorang individu dapat memperoleh skor dari 0 sampai 4 untuk suatu item. Hal ini tergantung dari apa yang terdeteksi oleh guru dalam item tersebut. Skor 3 untuk suatu item dalam rublik ini tidak berarti menunjukkan 75 % indkator terpenuhi. Skor 3 dalam hal ini merupakan suatu indikator numerik yang menyatakan apa yang dimiliki oleh individu.
   4. Isu-isu Teknis tentang Assesmen Portofolio
1. Validitas Portofolio
 Validitas dalam asesmen portofolio mengacu kepada bukti yang tersedia untuk interpretasi asesmen dan konsekuensi potensial dalam pemanfaatan asesmen (Klenowski, 2002). Semua asesmen pada dasarnya berdasarkan sampling perilaku atau kinerja yang digunakan untuk generalisasi ke ‘semesta perilaku’ (Nuttal, dalam Klenowski, 2002). Sampling perilaku ini pada akhirnya bergantung pada asesor/guru, sehingga hal ini menjadi titik kritis validitas asesmen, termasuk asesmen portofolio. Dikaitkan dengan istilah-istilah validitas yang umum, Nitko (dalam Klenowski, 2002) menyatakan sebagai berikut:
a. Validitas isi di dalam portofolio antara lain ditunjukkan apakah karya di dalam  portofolio searah dengan tujuan pembelajaran.
b. Validitas konstruk di dalam portofolio antara lain ditunjukkan, apakah karya di dalam portofolio mencerminkan keterampilan yang sesuai dengan konstruk keterampilan. (Sebagai contoh, keterampilan pemecahan masalah memiliki konstruk yang berbeda dengan keterampilan komunikasi).
c. Validitas kriteria menunjukkan seberapa baik korelasi atau prediksi pengukuran kriteria eksternal dengan fokus asesmen. Friedman et al. (2001) menyatakan bahwa kekuatan asesmen portofolio adalah asesmen portofolio memiliki kekuatan validitas prediktif, yakni menunjukkan kekuatan untuk memprediksi kinerja atau profesionalitas selanjutnya.
2. Reliabilitas Portofolio
Esensi dari reliabilitas portofolio adalah apakah hasil asesmen dari portofolio serupa   masih sama jika dilakukan oleh dua orang asesor? Garret et al. (2003), setelah menganalisis bahwa berbagai penelitian yang ada masih memfokuskan pada bagaimana menerapkan asesmen alternatif dan dampak asesmen alternatif, merumuskan dasar metodologi untuk proses establishing dan refining sistem penskoran asesmen alternatif untuk skala luas, dengan memfokuskan pada reliabilitas asesmen portofolio. Garret et al. (2003) merumuskan enam kriteria untuk penskoran portofolio yang reliabel, yakni:
1) Penskoran harus terjadi pada kondisi yang sama.
2) Kriteria yang spesifik, dibuktikan oleh rubrik penskoran, harus dipahami dan digunakan.
3) Contoh-contoh (eksemplar) harus tersedia untuk tiap tingkat skala penskoran.
4) Pengecekan berkala untuk reliabilitas harus dilakukan.
5) Penilaian multipel harus digunakan dalam penskoran.
6)  Pencatatan akurat dan evaluasi proses harus dilakukan untuk memonitor hasilhasilnya.
Berbagai pilihan statistik tersedia untuk melaporkan analisis hasil reliabilitas, antara
lain interrater agreement, kappa Cohen, dan koefisien korelasi Pearson untuk reliabilitas
(Garret et al., 2003). Interrater agreement didefinisikan sebagai proporsi dari total
pasangan penilai, digunakan untuk pengukuran reliabilitas parsial.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

Ø  Portofolio merupakan catatan atau kumpulan hasil karya siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil obsevasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan yang dibuat siswa.
Ø  Penilaian merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa. Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian dilakukan oleh guru dan siswa. Prinsip penilaian lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari PBM, menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non tes), mencerminkan kompetensi siswasecara komrehensif, berorientasi pada kompetensi, valid, adil, terbuka, berkesinambungan, berakna, dan mendidik. Penilaian tersebut dilakukan antara lain meliputi: kumpulan kerja sisa (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), unjuk kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah melakukan serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atasmaka orang tua siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan menitik beratkan pada kompetensi yang telah dicapai oleh anaknya di sekolah. Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik dapat dilakukan beragam teknik, baik berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian trtulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Ketuuh komponen penilaian tersebut dapat terangkum dalam Portofolio.
Ø  Penilaian portofolio dapat dijadikan alat untuk memvalidasi informasi tentang pemahaman siswa mengenai suatu konsep. Asesmen portofolio juga dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi rasa tanggungjawab dalam belajar, memonitor diri sendiri dalam kegiatan belajar, menanamkan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri dan membuat argumen-argumen yang logis.

B.       SARAN

Kritik dan saran yang membangun dari pembaca senantiasa kami (penyusun) tunggu agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi sehingga mendekati sempurna.

Daftar Pustaka
Paulson, F Leon, PasrI R & Meyer, Carol A. (1991). What makes a Portofolio ? Eight thoughtful guidelines will help educators encourage self-directed learning.EducationalLeadership.
Ramdi, Hartono (199). Penerapan Asemen Portofolio dalam Mengembangkan Konsep Di
ri Siswa Terhadap Matematika. Tesis. PPS IKIP Bandung.
Stenmark, Jean Krr. (1991). Math Portofolio : A New Form of Assessment. Teaching K-8. August/September 1991.
Abdul Majid, S.Ag, M.Pd, (2008) Perencanaan Pembelajaran Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Anas S, Drs, Prof (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S. dan Abdul Jabar, (2004). Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Asmawi, Z. dan Nasution, N. (1994). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar