Kamis, 04 Juni 2015

Penelitian kualitatif

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakan
Banyak sekali bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui. Bentuk luasnya  bisa berbeda, namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar itu yang paling penting adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya, melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan penulisan merupakan masalah selera dan preferensi  perorangan maupun lembaga dengan memperhatikan berbagai factor lainnya, seperti masalah apa yang sedang dikaji, siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa akan disampaikan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka untuk menyeragamkan tata cara penulisan tersebut, maka perlu diterbitkan pedoman penyusunan usulan penelitian maupun Skripsi. Hal ini dilakukan supaya pembaca mempunyai persamaan persepsi terhadap istilah atau terminologi yang berkaitan dengan penulisan skripsi. Berbagai macam definisi penelitian-penelitian dinyatakan oleh banyak penulis. Secara umum penelitian dapat didefinisikan sebagai kegiatan manusia dalam rangka memperoleh  pengetahuan secara sistematik dengan menggunakan alat-alat dan cara-cara tertentu. Secara luas suatu penelitian dapat berarti menemukan teori baru dengan menggugurkan teori lama, menambahkan sesuatu yang baru pada teori lama, atau benar-benar menemukan sesuatu yang  baru yang belum ada sebelumnya. Suatu penelitian ilmiah dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun matematik yang sering disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada  penalaran logis (logical reasoning ), pemahaman interpretasi terhadap obyek penelitian. Bahkan  pada saat ini sesuai dengan perkembangannya pendekatan kuantitatif ini tidak ada artinya sama sekali bila tanpa menggunakan pendekatan analisis kualitatif
2.       Adapun masalah yang akan dibahas yaitu :
  1. Apa Pengertian Penelitian Kulitatif?
  2. Apa sajakah kemampuan peneliti Penelitian kualitatif?
  3. Bagaimana Karakteristik Penelitian Kualitatif?
3.      Rumusan masalah
Adapun masalah yang akan dibahas yaitu :
  1. Bagaimana asal usul  Penelitian Kulitatif dan paradigmanya?
  2. Bagaimana Karakteristik Penelitian Kualitatif?
  3. Apa perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif?

4.      Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui asal usul  Penelitian Kulitatif dan paradigmanya
2.      Untuk mengetahui Karakteristik Penelitian Kualitatif
3.      Untuk mengetahui perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif
5.      Manfaat
 Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca lebih memahami aka nasal usul penelitian kualitatif, karakteristik, dan perbedaan penelitian kualitatif dengan kuantitatif
  
BAB II
PEMBAHASAN
A.   ASAL USUL PENELITIAN KUALITATIF DAN PARADIGMANYA
Asal usul penelitian kualitatif dapat di bagi ada beberapa  fase-fase sejarah yang ditulis oleh Denzin dan Lincoln (dalam Santana:2010). Denzin dan Lincoln membagi fase sejarah riset menjadi Sembilan fase, yaitu sebagi berikut:
1)      Fase Traditional (1900-1950) atau sering disebut sebagai fase heroik, yaitu fase bagi pekerja lapangan mengaitkan amatannya ke dalam kerangka realisme sosial, positivisme, dan objektivisme. Positivisme sendiri dalam faham ini diartikan sebagai sebuah faham yang meyakini bahwa realitas sosial sebagai fenomena yang tetap, abadi dan tidak berubah, Kalangan ini lebih menekankan pada kepercayaan tentang keteraturan dan pola interaksi manusia dengan yang lainnya. Selain itu kelompok pada fase ini juga menganggap bahwa antara sang pengamat dan objek yang diamati harus terpisah dan tak berhubungan agar menjaga objektivitas dalam pengamatan.
2)      Fase Modernist atau golden age (1950-1970), fase ini merupakan kelanjutan dari fase tradisional yang telah mengalami pengembangan. Pengembangan tersebut terlihat pada sudut pandang para peneliti yang mengembangkan gagasan-gagasan emansipatoris ke dalam berbagai wacana subjek-riset. Pada Fase ini juga mengungkap mengenai struktur kritik sosial dengan menggunakan pandangan positivisme dan postpositivism.
3)      Fase Blurred Genres (1970-1986), yaitu fase ketiga dalam sejarah perkembangan penelitian kualitatif. Fase ini diwarnai dengan  pendekatan naturalism, postpositivism dan constructivism.  Pada fase ini terjadi perubahan besar dalam ruang lingkup, orientasi dan paradigma penelitian, para periset kualitatif mulai menjadi sensitif pada kerja politik dan etik mereka. Pada fase ini para peneliti telah berusaha untuk meninggalkan dan menghentikan keleluasaan mereka dalam menampilkan penafsiran subjektif, dan menghasilkan multiperspektif ‘thick descriptions’ melalui genre kesastraan.
4)      Fase Crisis of Representation (1986-1990), riset pada fase ini berubah drastis, genre ilmiah berubah menjadi sebuah pelaporan yang penuh dengan daya reflektif, laporan secara tekstual yang otonom dari pengetahuan yang didapat secra empirik. yang merepresentasikan “berbagai pengalaman kehidupan (the world of lived experience), riset lapangan dan penulisan yang bebas (fieldwork and writing blur), pemunculan penulisan sebagai sebuah metode (writing as a method of inquiry emerges)”.
5)      Fase Postmodern Experimental Ethnographic Writing (1990-1995), yaitu fase ketika peneliti melakukan respon dari “representasi (representation), legitimasi (legitimation), dan eksperimen praksis (praxis experiment)”. Pengambilan respon ini dilakukan dengan dengan  menggunakan langkah baru dalam menampilkan sosok ‘other’,.
6)      Fase Postexperimental Inquiry (1995-2000), Fase ini merupakan fase paling berkembang bagi etnografi fiksional, karena pada fase ini peneliti memusatkan perhatian pada cara lain dalam menggambarkan “pengalaman kehidupan (lived experience)”, melalui “etnografis fiksional (fictional ethnographies), teks-teks multimedia, bentuk-bentuk visual, dan representasi-representasi multi-voiced,” dan seterusnya. Sehingga pada fase ini penelitian lapangan lebih banyak menggunakan alat-alat dokumentasi visual, audio maupun audio visual.
7)      Fase Methodologically; Contested Present (2000-2004), yaitu fase perdebatan mengenai kebenaran riset antara pemegang faham tradisional (konservatif) dengan yang berfaham postmodernisme.
8)      Fase Immediate Future (2005-), para ilmuwan sosial pada fase ini memiliki tujuan berbeda, yaitu menekankan pentingnya “keadilan sosial” di dalam dimensi penelitian, yang kemudian melahirkan berbagai keilmuan sosial. Fase ini membuat hasil-hasil penelitian ber genre sosial mencoba mengangkat keadilan sosial.
9)      Fase Fractured Future, fase ini adalah fase yang dirasakan sekarang, yaitu fase yang para akademisi bekerja dalam kerangka praksis politik, yangmelahirkan inovasi baru dalam orientasi etika, estetika, dan teleologis yang menglobalisasi dunia.
Secara garis besar, penelitian kualitatif lahir dari reaksi penolakan atas pandangan positivisme, postpositivisme dan masyarakat konservatif yang berpandangan bahwa bahwa realitas sosial sebagai fenomena yang tetap, abadi dan tidak berubah, Kalangan ini lebih menekankan pada kepercayaan tentang keteraturan dan pola interaksi manusia dengan yang lainnya. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan pandangan ilmuan kualitatif yang menganggap bahwa pengalaman bukan kenyataan empirik yang bersifat obyektif, melainkan pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa yang dilalui atau dialami seseorang. Kebenaran dalam pandangan kualitatif diperoleh melalui pemahaman secara holistic integrative, yaitu kebenaran yang tak hanya dilihat dari informasi yang dan data yang teramati melainkan juga mendasarkan pada informasi yang tidak tampak dan digali secara mendalam. Selain itu mereka juga berpandangan bahwa kebenaran bersifat unik dan tak reliable. Atau dapat diberlakukan di semua tempat. Contoh ketak reliablean tersebut yaitu pada permasalahan norma kesopanan misalnya, di Makassar orang yang tidak menggunakan baju dan mondar-mandir di tengah kota dianggap kurang sopan, sedangkan di papua misalnya itu wajar-wajar saja.
B.   Karakteristik penelitian kualitatif
Sekadar memberikan gambaran dan penjelasan mengenai penelitian kualitatif, ada baiknya di kemukakan karakteristik pokok penelitian ini.ada lima karakteristik pokok dari penelitian kualitatif.
a)      Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data lansung
Situasi pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sebagaimana adanya alamiah tampa di lakukan perubahan dan intervensi oleh peneliti, merupakan objek bagi penelitian kualitatif.peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam situasi pendidikan terutama peristiwa sosial, dalam arti interaksi manusia, seperti interaksi siswa-siswi, siswa-guru, guru-guru, siswa-lingkungan, merupakan kajian utama penelitian kualitatif.peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari, perilaku insane tersebut dalam konteks lingkungannya, sebagaimana yang di tujunjukkan. Studi di lakukan olehpeneliti pada waktu interaksi berlansung di tempat kejadian
b)      Penelitian kualitaif sipatnya deskriptif analitik
Data yang diperoleh dari penelitian kualitatif disusun peneliti di lokasi penelitian,tidak d tuangkan dalam bentuk dan bilangan statistic.peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya inpormasi, melalui analisis komparasi, sepanjang tidak menghilangkan data aslinya. Hasil analisis berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang di telitidalam bentuk uraian naratif. Uraian narasi pemaparan harus sistematis dalam pengertian menyeluruh sebagai satu kesatuan dalam konteks linkunganya, dan sistematis dalam penuangannya sehingga urutan-urutan pemaparan logis dan mudah diikuti maknanya.
c)      Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses ada pada hasil
Seperti telah di singgung dalam butir (b) bahwa dalam penelitan kualitatif, data yang di peroleh sesuai dengan aslinya. Hal itu menunjukkan suatu proses bukan hasil dari suatu kegiatan. Apa yang ia lakukan, mengapa hal itu di lakukan dan bagaimana cara melakukannya, memerlukan pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak bisa di lakukan dengan ukuran frekuensi atau perhitungan enumerasi.
Laporan naratif proses di upayakan sama dengan apa yang terjadi, baik ucapan subjek, tingkah lakuyang di tunjukkannya, di laporkan untuk memperjelas makna yang di telitinya. Peneliti tidak perlu membuat data bilangan atau kuantitatif, dan perhitungan statistic, untuk menjaga hilangnya informasi yang telah yang di peroleh.
d)     Penelitian kualitatif sipatnya induktif
Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum , teori di bangun dan di kembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Dengan demikian prosesnya yakni bawah (induktif), dari lapangan, data yang terpisah-pisah, yang saling berkaitan (grouded research). Sudah tentu data yang di peroleh dari lapangan harus lengkap, menyeluruh dalam setting lingkungannya. Oleh sebab itu peneliti berada di lapangan dalam waktu lama, sehingga di peroleh gambaran proses yang komprehensif dan mendalam. Laporan dan catatan yang telah di buat terus di sempurnakan berdasarkan temuan-temuan berikutnya.
e)      Penelitian kualitaif mengutamakan makna
Penelitian kualitatif mengutamakan makna kepada bagaimana orang mengartikan hidupnya, makna yang di ungkap berkisar pada asumsi-asumsi apa yang di miliki orang mengenai hidupnya. Dengan kata lain penelitian kualitatif tidak di mulai dari teori yang di persiapkan sebelumnya, tapi di lapangan bedasarkan lingkungan yang di alami. Data dan informasi lapangan di tarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik tanpa menggunakan enumerasi dan statistic, sebab lebih mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dan tingkah laku dalam situasi alami.generalisasi tak perlu di lakukan sebab deksripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks ruang, waktu situasi tertentu.
C.   Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Penelitian merupakan salah satu bentuk laporan yang paling sering dijumpai dalam penyusunan skripsi. Penelitian sangat diperlukan ketika para ahli, mahasiswa, siswa, ataupun pakar-pakar lain dalam mencari kebenaran melalui analisis fenomena yang menggunakan instrumen penelitian.
Dalam dunia pendidikan suatu penelitian sangat diperlukan karena dengan kita sebagai penerus bangsa harus mengetahui secara pasti kebenaran dari pendidikan dan ilmu pengetahuan agar tidak terjadi kesalahan dan kesimpangsiuran terhadap peserta didik.
metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan sedangkan Metode penelitian kuantitatif  merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Perbedaan mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.
menurut Sugiyono (2012: 9) perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitia kualitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang  aksioma, proses penelitian, dan karakteristik penelitian.
1)      Perbedaan Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan kualitatif  meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.
  1. Sifat Realitas
Aksioma Dasar
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
Sifat realitas
Dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur
Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman
Hubunhan peneliti dengan yang diteliti
Sebab-akibat (kausal)
Timbal-balik
Kemungkinan generalisasi
Cenderung membuat generalisasi
Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
Peranan nilai
Cenderung bebas nilai
Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data

2.      Hubungan Peneliti dengan yang diteliti
Dalam penelitian kuantitatif hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat independen. Dengan menggunakan angket maka peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.Sedangkan penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan wawancara maka peneliti harus mengenal betul siapa yang diteliti.
3.      Hubungan antar Variabel
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat, sehingga dalam penelitianya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabrl dependen.
Dalam penelitian kualitatif bersifat holistik dan menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif melihat hubungan variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruh.
4.      Kemungkinan Generalisasi
Pada umumya peneliti kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi (bukan kejelasan) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi dengan teknik random.
Penelitian kualitatif tidan menggunakan generalisasi tetapi lebih menekankan pada kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna. 
2.      Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
No
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
1
  1. Desain
    1. Spesifik, jelas, rinci
    2. Ditentukan secara mantap sejak awal
    3. Menjadi pegangan langkah demi langkah
    4. Desain
      1. Umum
      2. Fleksibel
      3. Berkembang dan muncul dalam proses penelitian
2
  1. Tujuan
    1. Menunjukan hubungan antar variabel
    2. Menguji teori
    3. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
    4. Tujuan
      1. Menunjukan pola hubungan yang bersifat interaktif
      2. Menemukan teori
      3. Menggambarkan realitas yang kompleks
      4. Memperoleh pemahaman makna
3
  1. Teknik Pengumpulan Data
    1. Kuesioner
    2. Observasi dan wawancara terstruktur
    3. Teknik Pengumpulan Data
      1. Participant observation
      2. In depth interview
      3. Dokumentasi
      4. Triagulasi
4
  1. Instrumen Penelitian
    1. Test, angket, wawancara terstruktur
    2. Instrumen yang telah terstandar
    3. Instrumen Penelitian
      1. Peneliti sebagai instrumen
      2. Buku catatan, tape recorder, camera, handycam, dll
5
  1. Data
    1. Kuantitatif
    2. Hasil pengukuran variabel yang diperasionalkan dengan instrumen
    3. Data
      1. Deskriptif Kualitatif
      2. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen, dll
6
  1. Sampel
    1. Besar
    2. Representatif
    3. Sedapat mungkin random
    4. Ditentukan sejak awal
    5. Sampel
      1. Kecil
      2. Tidak representatif
      3. Purposive, snawball
      4. Berkembang selama proses penelitian
7
  1. Analisis
    1. Setelah selesai pengumpulan data
    2. Deduktif
    3. Menggunakan statistik untuk memguji hipotesis
    4. Analisis
      1. Terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian
      2. Induktif
      3. Mencati pola, model, thema, teori
8
  1. Hubungan Dengan Responden
    1. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
    2. Kedududkan peneliti lebih tinggi dari pada responden
    3. Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan
    4. Hubungan dengan Responden
      1. Empati, akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
      2. Kedudukan sama, bahkan sebagai guru, konsultan
      3. Jangka lama, sampai datanya penuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
9
  1. Usulan Desain
    1. Luas dan rinci
    2. Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti
    3. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya
    4. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
    5. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
    6. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum ke lapangan
    7. Usulan Desain
      1. Singkat, umum bersifat sementara
      2. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama
      3. Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan tour/piknik
      4. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
      5. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
      6. Fokus penelitian ditetapkan setelah memperoleh data awal dari lapangan
10
  1. Kapan Peneliti dianggap selesai ?
Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan

  1. Peneliti dianggap selesai ?
Setelah tidak ada data yang dianggap baru/jenuh
11
  1. Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen
  1. Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
Pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian

2.      Proses Penelitian
Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti. Masalah harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris, sehingga peneliti harus menguasai teori melalui membaca berbagai refrensi. Selanjutnya masalah dirumuskan secara spesifik. Untuk menjawab masalah yang bersifat sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca refrensi teoritis yang relevan. Kemudian untuk menguji hipotesis peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai. Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Dan hendaknya instrumen penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan realiabilitasnya. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dilakukan pada objek tertentu baik populasi maupun sampel. Jika peneliti akan membuat generalisasi terhadap temuanya, maka sampel yang diambil harus respensif (mewakili). Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisi untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Dalam analisis akan ditemukan apakah hipotesis ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang dajukan atau tidak. Kesimpulanya berdasarkan metode penelitian kuantitatif maka penelitian ini bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteoti, berhipotesis, pengumpulan data, analis data, serta kesimpulan dan saran.
Sedangkan proses penelitian kualitatif adalah penelitian yang belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memasuki lapangan/objek penelitian. Setelah memasuki objek penelitian tahap awal peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada ditempat itu , masih bersifat umum. Baru ketika pada proses penelitian tahap ke dua yang disebut sebagai tahap reduksi/fokus, peneliti akan memilih mana data yang menarik penting, berguna, dan baru. Selanjutnya dikelompok menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian. Tahap selanjutnya atau tahap ke tiga dalam penelitian kualitatif adalah tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus menjadi lebih rinci. Kemudian peneliti melakukan analis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka selanjutnya peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sebuah pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.
Hasil akhir dari penelitian kualitatif ini bukan hanya sekedar menghasilkan Data atau informasi seperti yang sulit di cari  halnya pada metode penelitian kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia.


BAB III
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Secara garis besar, penelitian kualitatif lahir dari reaksi penolakan atas pandangan positivisme, postpositivisme dan masyarakat konservatif yang berpandangan bahwa bahwa realitas sosial sebagai fenomena yang tetap, abadi dan tidak berubah, Kalangan ini lebih menekankan pada kepercayaan tentang keteraturan dan pola interaksi manusia dengan yang lainnya. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan pandangan ilmuan kualitatif yang menganggap bahwa pengalaman bukan kenyataan empirik yang bersifat obyektif, melainkan pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa yang dilalui atau dialami seseorang. Kebenaran dalam pandangan kualitatif diperoleh melalui pemahaman secara holistic integrative, yaitu kebenaran yang tak hanya dilihat dari informasi yang dan data yang teramati melainkan juga mendasarkan pada informasi yang tidak tampak dan digali secara mendalam. Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks.
2.      SARAN
Demikianlah penyusun makalah ini, kamisadar bahwa dalam penyusunan makalah masih  banyak kekurangan,karena keterbatasan kemampuan kami atau kurangnya referensi. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini berguna bagi para  pembacanya dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita semua. Amin ya Rabbal „alamin




DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Nana sudjana. 2001. Penelian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Sindo
http://sorayadwikartika.blogspot.com/2014/04/metodologi-penelitian-pendidikan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar