MODEL
PEMBELAJARAN LANGSUNG
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
implementasi kurikulum, model, pendekatan, stratefi, metode, dan teknik
pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena suatu
model tertentu yang digunakan dalam implementasikan kurikulum membawa implikasi
terhadap penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajran
tertentu pula.
Dalam
implementasi kurikulum atau proses pembelajaran selalu ditemukan istilah model
pembelajaran. Salah satu dari model pembelajaran adalah model pembelajaran
langsung. Kita sering mendengar arau
membaca bahkan menggunakan istilah model pembelajaran langsung, akan tetapi
dalam prakteknya, model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan
teorinya. Hal ini dapat disebabkan karena kurang pahamnya guru dalam
mempelajari model pembelajaran langsung.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dan ciri-ciri model pembelajaran langsung.
2. Bagaimana teori yang melandasi model
pembelajaran langsung.
3.
Bagaimana
lingkungan
belajar dan sistem pengelolaan dari model pembelajaran langsung.
4.
Bagaimana
sintaks dan alur kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran langsung.
5.
Bagaimana
tugas-tugas guru dalam merencanaan model pembelajaran langsung.
6.
Bagaimana kelebihan dan
kekurangan dari model pembelajaran langsung.
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dan ciri-ciri model pembelajaran langsung.
2. Mengetahui
teori yang melandasi model pembelajaran langsung.
3.
Mengetahui
lingkungan
belajar dan sistem pengelolaan dari model pembelajaran langsung.
4.
Mengetahui
sintaks dan alur kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran langsung
5.
Mengetahui
tugas-tugas guru dalam merencanaan model pembelajaran langsung.
6.
Mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari model pembelajaran langsung.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Model
pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus
untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 1997).
Membahas masalah
belajar, para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua macam
pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural (Marx
& Winne, 1994, dalam Kardi & Nur, 2000: 4).
Pengetahuan Deklaratif (dapat
diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tetang sesuatu, suatu contoh
pengetahuan deklaratif yaitu bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia merupakan lembaga tertinggi, dan anggotanya ditetapkan untuk jabatan
selama lima tahun. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu, misalnya bagaimana cara pemilihan dan penetapan anggota MPR.
Model ini paling sesuai untuk mata pelajaran yang
berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis, membaca, matematika,
musik dan pendidikan jasmani. Disamping itu.
pengajaran langsung juga cocok untuk mengajarkan
komponen-komponen keterampilan dari mata pelajaran sejarah dan sains.
Adapun gambaran umum
atau ciri-ciri dari model Pengajaran Langsung (dalam Kardi & Nur, 200: 3)
adalah sebagai berikut:
1.
Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada
siswa termasuk prosedur penilaian belajar.
2.
Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan
pembelajaran; dan
3.
Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang
diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan
berhasil.
B. Landasan Teoritik dan Empirik
Secara historis, beberapa aspek model pembelajaran langsung banyak
diterapkan dan dikembangkan dalam prosedur pelatihan-pelatihan oleh dunia kemiliteran
dan industri. Pengembangan model pembelajaran langsung dilandasi oleh latar
belakang teoritik dan empirik tertentu. Diantaranya adalah ide-ide dari bidang
analisis sistem, teori pemodelan sosial dan perilaku, serta hasil penelitian
tentang keefektifan guru dalam melaksanakan fungsinya.
- Analisis Sistem
Dalam
sebuah proses pembelajaran sebagai suatu sistem, analisis sistem menekankan
pada bagaimana pengorganisasian pengetahuan dan ketrampilan, dan bagaimana
menguraikan secara sistematik ketrampilan kompleks dan ide-ide menjadi
komponen-komponen sehingga dapat diajarkan secara berurutan. Gagne dan Leslie
Briggs (1987) mengemukakan pandangannya tentang hal ini:
“Pengajaran yang dirancang secara sistematik akan berpengaruh besar terhadap perkembangan individu. Beberapa pakar pendidikan mengemukakan, bahwa pendidikan akan menjadi paling baik jika dirancang hanya untuk memberikan kesempatan kepada siswa memperoleh lingkungan belajar yang menunjang dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan aktifitasnya sendiri tanpa adanya paksaan apapun. Kita menganggap hal tersebut merupakan pandangan yang keliru. Pembelajaran yang tidak diarahkan, menurut mereka, mungkin sekali membawa perkembangan banyak individu oleh karena satu dan lain hal menjadi tidak kompeten dalam mencapai kepuasan pribadi dan kehidupan masyarakat sekarang atau masa yang akan datang”.
“Pengajaran yang dirancang secara sistematik akan berpengaruh besar terhadap perkembangan individu. Beberapa pakar pendidikan mengemukakan, bahwa pendidikan akan menjadi paling baik jika dirancang hanya untuk memberikan kesempatan kepada siswa memperoleh lingkungan belajar yang menunjang dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan aktifitasnya sendiri tanpa adanya paksaan apapun. Kita menganggap hal tersebut merupakan pandangan yang keliru. Pembelajaran yang tidak diarahkan, menurut mereka, mungkin sekali membawa perkembangan banyak individu oleh karena satu dan lain hal menjadi tidak kompeten dalam mencapai kepuasan pribadi dan kehidupan masyarakat sekarang atau masa yang akan datang”.
·
Teori Pemodelan Tingkah Laku.
Teori
belajar yang banyak memberikan sumbangannya pada model pembelajaran langsung
adalah teori belajar sosial atau belajar melalui observasi yang menurut Arend
disebut teori pemodelan tingkah laku. Teori ini dikembangkan oleh Albert
Bandura seorang psikolog pendidikan dari Stanford University, USA. Teori
belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar dalam seting
yang alami/lingkungan sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik
tingkah laku, lingkungan dan
kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling
berpengaruh (interlocking),
·
Hasil penelitian tentang keefektifan guru.
Landasan penelitian dari model pengajaran langsung dan berbagai
komponennya, berasal dari bermacam-macam bidang. Meskipun demikian, data
penunjang empirik yang palin jelas terhadap model pembelajaran langsung berasal
dari penelitian tentang keefektifan guru yang dilakukan pada tahun 1970-an dan
1980-an.
Penelitian Stalling dan Kazkowitz (dalam Trianto, 2007: 32) menunjukkan
pentingnya waktu yang dialokasikan pada tugas (Time on task). Penelitian ini
juga menyumbang dukungan empirik penggunaan pengajaran langsung. Beberapa orang
guru menggunakan metode-metode yang sangat terstruktur dan formal, sedangkan
guru-guru yang lain menggunakan metode-metode yang informal. Stalling dan
koleganya ingin mengungkapkan, manakah di antara program-program itu yang dapat
berfungsi baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Prilaku guru-guru dalam
166 kelas yang diamati, siswa-siswa dites. Banyak hal yang dapat diungkap pada
penelitian itu, namun ada dua hal yang sangat menonjol, yaitu alokasi waktu dan
penggunaan tugas (kegiatan yang menggunakan metode pengajaran langsung lebih
berhasil dan memperoleh tingkat keterlibatan yang tinggi daripada mereka yang
menggunakan metode-metode informal dan berpusat pada siswa.
Beberapa hasil penelitian tahun 1970-an, misalnya yang dilakukan oleh
Stalling dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa guru yang memiliki kelas yang
terorganisasikan dengan baik menghasilkan rasio keterlibatan siswa (Time
task ratios) yang lebih tinggi daripada guru yang menggunakan pendekatan
yang kurang formal dan kurang terstruktur. Observasi terhadap guru-guru yang
berhasil, menunjukkan bahwa kebanyakan mereka menggunakan prosedur pengajaran
langsung (Kardi dan Nur, 2000: 17)
C. Lingkungan belajar dan
sistem pengelolaan
Pengajaran
langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati di pihak
guru agar efektif, pengajaran langsung mensyaratkan tiap detail
keterampilan atau isi didefinisikan secara seksama dan demonstrasi serta
jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara seksama (Kardi dan Nur,
2000: 8).
Menurut
Kardi dan Nur (2000: 8-9), meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan
bersama oleh guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru. Sistem
pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya
keterlibatan siswa terutama melalui atensi (memperhatikan), mendengarkan, dan
resitasi (tanya jawab) yang terencana. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran
bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor. Ini berarti bahwa lingkungan
berorientasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil
belajar dengan baik.
D. Sintaks atau Tahapan
Model Pembelajaran Langsung
Pada
setiap model pengajaran memiliki sintaks atau fase-fase pengajaran yang berbeda
antara satu model pengajaran dengan model pengajaran yang lain. Model
pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu guru
mengawali pengajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang
pembelajaran, serta mempersiapkan
siswa untuk menerima penjelasan guru. Selanjutnya diikuti oleh presentasi
materi ajar yang diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu.
Pelajaran itu termasuk juga pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Kelima fase dalam
pengajaran langsung dapat dijelaskan secara detail seperti berikut.
a. Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa
1) Menjelaskan
Tujuan
Para
siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu
pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka
lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. Guru
mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswa–siswanya melalui rangkuman
rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan
informasi tertulis pada papan buletin, yang berisi tahap-tahap dan isinya,
serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. Dengan demikian siswa
dapat melihat keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap-tahap
pelajaran itu.
2) Menyiapkan Siswa
Kegiatan
ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada
pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah
dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari. Tujuan
ini dapat dicapai dengan jalan mengulang pokok-pokok pelajaran yang lalu, atau
memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa tentang pokok-pokok pelajaran yang
lalu.
b. Mendemonstrasikan
Pengetahuan atau Keterampilan
Kunci keberhasilan pada fase ini
yaitu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan
mengikuti langkah-langkah demonstrasi efektif.
1) Menyampaikan
informasi dengan jelas
Kejelasan informasi atau presentasi
yang diberikan guru kepada siswa dapat dicapai melalui perencanaan dan
pengorganisasian pembelajaran yang baik. Dalam melakukan presentasi guru harus
menganalisis keterampilan yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih
sederhana dan dipresentasikan dalam langkah-langkah kecil selangkah demi
selangkah.
Beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam penyampaian informasi/presentasi adalah: (1) kejelasan
tujuan dan poin-poin utama, yaitu menfokuskan pada satu ide (titik, arahan)
pada satu waktu tertentu dan menghindari penyimpangan dari pokok bahsan/LKS;
(2) presentasi selangkah demi selangkah; (3) prosedur spesifik dan kongkret,
yaitu berikan siswa contoh-contoh kongkrit dan beragam, atau berikan kepada
siswa penjelasan rinci dan berulang-ulang untuk poin-poin yang sulit; (4)
pengecekan untuk pemahaman siswa, yaitu pastikan bahwa siswa memahami satu poin
sebelum melanjutkan ke poin berikutnya, ajukan pertanyaan kepada siswa untuk
memonitor pemahaman mereka tentang apa yang telah dipresentasikan, mintalah
siswa mengikhtisarkan poin-poin utama dalam bahasan mereka sendiri, dan ajarkan
ulang bagian-bagian yang sulit dipahami oleh siswa, dengan penjelasan guru
lebih lanjut atau dengan tutorial sesama siswa (Kardi dan Nur, 2000: 32).
2) Melakukan demonstrasi
Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa
sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap orang lain.
Tingkah laku orang lain yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa,
sehingga perlu diingat bahwa belajar melalui pemodelan dapat mengakibatkan
terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai atau tidak benar. Oleh karena itu,
agar dapat mendemonstrasikan suatu keterampilan atau konsep dengan berhasil,
guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan,
dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya.
c. Menyediakan Latihan Terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung
adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.”
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi,
membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan
konsep/keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan. Beberapa
prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan
melakukan pelatihan adalah seperti berikut (Kardi dan Nur,2000:34).
a.
Tugasi siswa melakukan
latihan singkat dan bermakna.
b.
Berikan pelatihan
sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari.
c.
Hati-hati terhadap kelebihan
dan kelemahan latihan berkelanjutan
(massed
practice) dan latihan terdistribusi (distributed practiced).
d.
Perhatikan tahap-tahap
awal pelatihan.
d. Mengecek Pemahaman dan
Memberikan Umpan Balik
Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa
yang kadang-kadang disebut resitasi atau umpan balik. Guru dapat menggunakan
berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa. Beberapa pedoman dalam
memberikan umpan balik efektif yang patut dipertimbangkan oleh guru seperti
berikut (Kardi dan Nur, 2000: 38).
a.
Berikan umpan balik
sesegera mungkin setelah latihan.
b.
Upayakan agar umpan
balik jelas dan spesifik.
c.
Konsentrasi pada
tingkah laku, dan bukan pada maksud.
d.
Jaga umpan balik sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa
e.
Berikan pujian dan
umpan balik pada kinerja yang benar.
f.
Apabila memberikan
umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar.
g.
Bantulah siswa
memusatkan perhatiannya pada “proses” dan bukan pada “hasil.”
h.
Ajari siswa cara
memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai
kinerjanya sendiri.
e.
Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri
Kebanyakan
latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pada
pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau berlatih
secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan
baru yang diperolehnya secara mandiri. Kardi dan Nur (2000: 43) memberikan tiga
panduan umum latihan mandiri yang diberikan sebagai pekerjaan rumah seperti
berikut.
a.
Tugas rumah yang
diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan
kelanjutan pelatihan atau persiapan untuk pembelajaran berikutnya.
b.
Guru seyogyanya
menginformasikan kepada orang tua siswa, tentang tingkat keterlibatan yang
diharapkan.
c.
Guru seharusnya
memberikan umpan balik tentang pekerjaan rumah tersebut.
E.
Tugas-Tugas
Perencanaan
Sebelum
melaksanakan pembelajaran langsung guru perlu merencanakan proses pembelajaran.
Adapun tugas-tugas perencanaan guru adalah :
a.
Merumuskan Tujuan
Menurut Mager tujuan yang baik
perlu berorientasi pada siswa yang spesifik, mengandung uraian yang jelas
tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat
ketercapaian kinerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan).
b.
Memilih Isi
Bagi guru pemula yang masih dalam
proses penguasaan sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih materi
ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu (Kardi
& Nur,2000:20).
c.
Melakukan Analisis Tugas
Analisis tugas ini adalah alat yang digunakan oleh guru
untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari
suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang
akan diajarkan oleh guru.
d.
Merencanakan Waktu dan Ruang
Ada dua
hal yang harus diperhatikan oleh guru:
·
Memastikan
bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa
·
Memotivasi
siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal.
F.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung.
Secara umum tiap-tiap model pembelajaran tentu
terdapat kelebihan-kelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih
baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Seperti halnya
pada Model Direct Instruction atau model pembelajaran langsung pun mempunyai
beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:
a.
Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai
apa yang harus dicapai oleh siswa.
b.
Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
c.
Model Pembelajaran Direct Instruction menekankan kegiatan mendengarkan
(melalui ceramah) sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara
ini. Dengan Ceramah dapat bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada siswa
yang tidak suka membaca atau yang tidak memiliki keterampilan dalam menyusun
dan menafsirkan informasi, serta untuk menyampaikan pengetahuan yang tidak
tersedia secara langsung bagi siswa, termasuk contoh-contoh yang relevan dan
hasil-hasil penelitian terkini.
d.
Model Pembelajaran Direct Instruction (terutama kegiatan demonstrasi) dapat
memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang
seharusnya) dan observasi (kenyataan yang terjadi). Dengan ini memungkinkan
siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil dari suatu tugas dan bukan
teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini penting terutama jika siswa tidak
memiliki kepercayaan diri atau keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
e.
Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi
apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.
Selain memiliki kelebihan-kelebihan tersebut
pembelajaran langsung juga memiliki kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai
berikut:
a.
Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam
hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya
belajar, atau ketertarikan siswa.
b.
Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif,
sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal
mereka.
c.
Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi
bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
d.
Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan
model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak
perilaku komunikasi positif.
e.
Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa akan
kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat sedikit isi
materi yang disampaikan.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhirnya yang disajikan secara
khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
Macam-macam
model pembelajaran diantaranya adalah model pembelajaran kontekstual,
Pembelajaran Langsung, Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran, Berdasarkan
Masalah, Pembelajaran Diskusi Kelas, Pembelajaran Inkuiri atau Belajar Melalui
Penemuan, dan Model OME-AKE.
Model
pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedur yang terstruktur dengan baik yang dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.
Ciri-ciri
model pembelajaran langsung adalah
1)Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur
penilaian belajar 2)Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan
pembelajaran, dan 3)Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar
Adapun
langkah atau sintaks dari pembelajaran langsuns adalah:
Fase 1: Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan siswa
Fase 2: Mendemostrasikan pengetahuan dan
keterampilan
Fase 3: Membimbing pelatihan
Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan
balik
Fase 5: Memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjut dan penerapan
B.
SARAN
Sebagai
calon guru, hendaknya kita mempelajari berbagai macam model-model pembelajaran
denagn sungguh-sungguh, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam
pembelajaran yang akan kita alami kemudian hari. Model pembelajaran sangat penting karena dapat
mempengaruhi keberhasilan pengajaran bagi guru, dan belajar bagi siswa.
Penggunaan model harus disesuaikan dengan keadaan sekolah, keadaan guru,
keadaan siswa, serta kurikulum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Herry
Hernawan dkk. 2008. Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. ”Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah”. Jakarta: Depdiknas.
http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pengajaran-langsung.html. (Diakses tanggal 3 Maret 2012).
http://denis-boyolali.blogspot.com/2011/12/makalah-pembelajaran-langsung.html. (Diakses tanggal
3 Maret 2012).
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/. (Diakses tanggal
3 Maret 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar