I.
DASAR TEORI
Makhluk hidup, perkembangannya dapat dibagi menjadi dua yaitu
perkembangan pra lahir (prenatal) dan perkembangan pasca lahir (post natal).
Yang dimaksud dengan perkembangan pra lahir yaitu perkembangan organisme yang
terjadi sebelum lahir atau penetasan, sedangkan perkembangan pasca lahir adalah
perkembangan organismee setelah proses kelahiran atau penetasan. Perkembangan
pasca lahir terdiri dari perkembangan yang langsung dan tidak langsung.
Perkembangan pasca lahir langsung apabila keturunan yang dilahirkan sudah
memiliki struktur tubuh seperti dengan individu dewasa, sedangkan perkembangan
pasca lahir tidak lansung apabila keturunan yang dilahirkan atau ditetaskan
mempunyai strktur yang berbeda
dengan induknya (Adnan, 2014).
Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana seekor hewan
secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas
yang melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan
differensiasi sel. Salah satu hewan yang mengalami metomorfosis adalah
kupu-kupu (Alamendah, 2009).
Pengaturan
perubahan tubuh metamorfosis sebagian bersifat progresif dan sebagian bersifat
regresif. Progresif terjadi pada organ yang diperlukan pada kehidupan larva dan
tidak diperlukan pada saat dewasa, sifat ini akan hilang sama sekali. Sedangkan
sifat regresif akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dewasanya (Adnan, 2008).
Menurut Sherwood (2001), ada dua jenis metamorfosis di antaranya
adalah sebagaia berikut:
1.
Metamorfosis
tidak sempurna
Biasanya terjadi pada hewan sejenis serangga. Misalnya capung,
belalang, jangkrik dan serangga-serangga lainnya. Karena hewan tersebut
melewati hanya duatahapan saja, yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi
organisme dewasa.
2.
Metamorfosis
sempurna
Terjadi pada katak dan kupu-kupu, artinya pada metamorfosis ini
melewati beberapa tahapan di antaranya fase telur, kemudian menetas dan tidak
langsung mirip atau serupa dengan induknya. Setelah beberapa minggu, barulah
menjadi organisme dewasa yang mirip dengan organisme sebelumnya.
Tahap metamorfosis masih belum dapat dipahami secara jelas, maka
dalam hal ini dibutuhkan suatu kegiatan untuk lebih mendalami lagi bagaimana
sebenarnya tahap-tahap metamorfosis. Metamorfosis terbagi atas dua, yaitu
metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Ada beberapa hewan yang mengalami
metamorfosis, misalnya kupu-kupu. Untuk mendalami tahap metamorfosis yang
terjadi pada kupu-kupu, mulai dari ulat hingga menjadi kupu-kupu yang dewasa,
maka kami melakukan praktikum mengenai metamorfosis.
II.
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati serta mengetahui tahap-tahap
metamorfosis.
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan tempat
Hari/tanggal : 13
Desember 2014 – 11
Januari 2015
Waktu :
Tempat :
Green House Jurusan Biologi
FMIPA UNM
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
a.
Kandang
kupu-kupu
b.
Gelas
plastik
2.
Bahan
a. Telur kupu-kupu
b. Daun segar
c. Air
C. Prosedur Kerja
a. Membuat kandang dari rang dan balok kecil dan
dilengkapi dengan pintu.
b. Mengambil ulat dari habitatnya beserta beberapa
tangkai daun tempat dia hidup agar daun tetap segar maka tangkai daun tersebut
diletakkan dalam gelas yang berisi air.
c. Mengamati keadaan metamorfosis dari ulat tersebut
setiap hari.
d. Mencatat hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan Metamorfosis
Telur
|
|
Ulat yang baru menetas
|
|
Ulat yang sedang berganti kulit
|
|
Ulat dewasa
|
|
Ulat sebelum menjadi kepompong
|
|
Kepompong
|
|
Ngengat keluar dari kepompong
|
|
B. Pembahasan
Kupu-kupu
termasuk hewan yang mengalami metamorfosis sempurna, namun pada pengamatan
kami, telur yang kami amati merupakan telur ngengat bukan kupu-kupu. Namun
ngengat juga mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari beberapa fase
yaitu:
a. Fase telur
Telur
pada ngengat sangat sulit ditemukan karena telurnya berukuran kecil dan masa
menetasnya juga sangat cepat sehingga sulit diamati. Telur dari ngengat ini
mempunyai bentuk yang bervariasi tergantung dari jenis spesiesnya dan pada
umumnya berbentuk bulat panjang dengan ujung agak runcing. Telur-telur tersebut
biasanya disimpan pada permukaan bawah daun.
b. Fase larva
Setelah
sekitar 3-4 hari, telah mengalami penetasan maka akan berubah menjadi larva
dengan warna yang bervariasi. Larva ini dapat bergerak karena adanya bantuan
berupa kaki palsu yang berupa tonjolan-tonjolan dibagian ventral tubuhnya.
Larva yang sudah siap berpupa memiliki kemampuan untk melompat.
c. Fase
pupa/kepompong
Setelah
larva berumur sekitar 9 hari, maka larva berubah menjadi pupa/kepompong yang
merupakan sebuah tabung yang berbentuk tong yang biasanya berwarna cokelat yang
membungkus larva tersebut. Ulat tersebut membentuk kepompong apabila cadangan
makanannya sudah mencukupi Selama dalam fase kepompong. Perkembangan
pupa/kepompong dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
d. Fase imago
Setelah
kepompong berumur 8 hari, dan mencapai stadium matang maka serangga dewasa yang
lemah akan keluar dan menempel pada kepompong, setelah kondisi lingkungan dan
tubuhnya mendukung maka ngengat tersebut dapat terbang menyerupai individu
dewasa.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Metamorfosis
adalah proses dari ulat menjadi hewan baru (fase sempurna) yaitu ngengat. Pada
prosesnya terjadi cukup panjang dan lama namum sederhana. Pertama-tama mulai
dari telur yang diletakkan oleh ngengat pada daun yang bertujuan nantinya daun
tersebut bisa menjadi bahan makanan ulat tersebut hingga mencapai dewasa
setelah tiba waktunya menjadi pupa/ kepompong dan dalam beberapa hari akan
menjadi ngengat baru.
B. Saran
Adapun
saran saya setelah mengikuti praktikum ini adalah Sebaiknya dalam melakukan
praktikum, praktikan diharapkan bekerja sama dengan baik guna mempermudah
praktikum dan memahami apa saja yang akan dilakukan pada saat praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Adnan. 2008. Perkembangan
Hewan. Badan Penerbit FMIPA UNM.Makassar.
Adnan. 2014. Penuntun
Praktikum Perkembangan Hewan. FMIPA UNM. Makassar.
Alamendah. 2009. Metamorfosis
Kupu-Kupu pada Manusia. http://alamendah.wordpress.com/2009/09/19/metamorfosis-kupu-kupu-pada-manusia, diakses
tanggal 11 Januari 2015.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi
Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar